Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata saham Nikkei Jepang turun pada hari Senin (26/8) setelah dua sesi berturut-turut naik. Saham eksportir, termasuk perusahaan terkait chip dan otomotif, tertekan oleh yen yang lebih kuat.
Nikkei turun 0,66% hingga ditutup pada 38.110,22, meskipun pulih dari penurunan 1,4% di awal sesi.
"Selain kekuatan yen, ada beberapa faktor yang membuat investor ragu untuk membuat taruhan positif. Dalam jangka yang sangat pendek adalah prospek Nvidia pekan ini," kata Shuutarou Yasuda, analis pasar di Tokai Tokyo Intelligence Laboratory kepada Reuters.
Pertumbuhan Nvidia yang luar biasa telah menggerakkan pasar saham sepanjang tahun 2024. Pendapatan serta perkiraannya akhir minggu ini dapat menjadi titik balik utama bagi sentimen pasar di tengah gejolak.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.575,8 di Akhir Sesi Pertama, BBTN, MDKA, ESSA Jadi Top Gainers LQ45
Yen menguat ke level tertinggi dalam tiga minggu terhadap dolar AS, Perubahan sikap Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang cenderung dovish sangat kontras dengan nada tegas kepala Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda.
"Pemotongan suku bunga Fed positif untuk saham, tetapi itu sudah diperhitungkan. Sementara BOJ mencoba menaikkan suku bunga mulai sekarang. Kesenjangan dalam kebijakan mereka membebani pasar saham," kata Yasuda.
Ueda pada hari Jumat menegaskan kembali tekadnya untuk menaikkan suku bunga jika inflasi tetap pada jalurnya untuk mencapai target 2% secara berkelanjutan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa volatilitas pasar baru-baru ini tidak akan menggagalkan rencana kenaikan suku bunga jangka panjang.
Baca Juga: Arah Suku Bunga The Fed Makin Jelas, Simak Daftar Saham yang Bakal Diuntungkan
Saham-saham terkait chip yang sangat besar turun, meskipun indeks semikonduktor AS naik 2,79% pada hari Jumat. Harga saham Advantest dan Tokyo Electron masing-masing turun 2,51% dan 2,43%.
Otomotif turun 2,87% menjadi sektor dengan kinerja terburuk di antara 33 subindeks industri Bursa Efek Tokyo.
Mata uang domestik yang lebih kuat merugikan daya saing eksportir dan juga membuat saham lebih mahal bagi orang asing.
Indeks Topix yang lebih luas turun 0,87% menjadi 2.661,41. Harga saham Toyota Motor turun 3,15% yang paling menyeret indeks.
Harga saham Nitori Holdings naik 3,95% karena ekspektasi bahwa yen yang lebih kuat akan mengangkat prospek pengecer perabot dan peralatan dapur, yang sangat bergantung pada impor untuk bahan baku produknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News