Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia cukup deras belakangan ini. Berdasarkan data RTI, net buy asing di pasar reguler mencapai Rp 21,61 triliun dalam sebulan terakhir sampai dengan Selasa (12/10). Jumlah tersebut setara 62,5% dibanding net buy asing di pasar reguler secara year to date yang sebesar Rp 34,55 triliun.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani memperkirakan, dana asing masih akan masuk ke pasar saham Indonesia hingga akhir tahun 2021. Hal ini seiring dengan potensi pemulihan ekonomi di Indonesia.
Bernada serupa, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati juga memproyeksi, aksi net buy asing bakal berlanjut hingga akhir tahun ini. Bahkan, jika kondisi ekonomi serta tingkat infeksi Covid-19 tetap terkendali, maka net buy asing masih dapat berlangsung hingga Januari 2022.
"Saya melihat pelaku pasar asing dan domestik nampaknya mulai optimis dengan pasar saham Indonesia," kata Ike kepada Kontan.co.id, Selasa (12/10).
Baca Juga: Bursa Rabu (13/10) segera dimulai, untuk trading cermati rekomendasi 4 saham ini
Meskipun begitu, Ike mengimbau investor untuk waspada terhadap sentimen negatif yang membayangi pasar saham menjelang tahun 2022. Sentimen tersebut berupa rencana Amerika Serikat (AS) untuk memperketat stimulus ekonomi serta bank sentral AS Federal Reserve yang berencana menaikkan suku bunga acuannya.
Menurut Ike, sejak awal tahun sampai dengan 12 Oktober 2021, pelaku pasar asing melakukan net buy terbesar pada saham BBRI, TLKM, BBCA, UNTR, BBNI, dan KLBF. "Saham-saham tersebut sudah mulai rebound dari penurunannya, namun saya lihat untuk saham BBRI dan KLBF masih memiliki potensi gain," ucap Ike.
Hendriko juga mencatat, ada beberapa saham favorit asing yang masih berada di bawah valuasi rata-ratanya, seperti BBNI, BMRI, BBRI, dan ASII. Keempat saham ini memiliki forward price earnings ratio (PER) atau price to book value (PBV) yang lebih rendah dari rata-rata PER atau PBV dalam lima tahun terakhir. "Oleh karena itu, investor masih dapat melakukan pembelian mengikuti asing," kata Hendriko.
Baca Juga: Saham BBCA diperdagangkan dengan harga baru pada hari ini, Rabu (13/10)
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas juga menilai, valuasi saham yang diakumulasi asing mayoritas masih undervalued. "Investor boleh menggunakan strategi following asing selagi sahamnya tergolong murah dan dalam tren kenaikan," ungkap Sukarno.
Menurut Sukarno, saham-saham blue chip dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan saham BUMN di sektor konstruksi menarik untuk dicermati. Pasalnya, secara siklus saham-saham tersebut berpeluang menguat di akhir tahun 2021 sampai Januari 2022.
Baca Juga: Window Dressing Mengangkat Bursa Saham
Baca Juga: IHSG Rabu (13/10) Berpeluang Bergerak Terbatas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News