Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara pada Selasa (16/10). Ada potensi lelang kali ini akan kembali berlangsung ramai berkat sentimen positif dari surplusnya data neraca perdagangan Indonesia di bulan September.
Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar menyampaikan, data neraca perdagangan Indonesia bisa menjadi katalis positif bagi kelangsungan lelang sukuk besok, walaupun kurs rupiah tetap mengalami pelemahan di hari ini.
Asal tahu saja, nilai neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 surplus sebesar US$ 0,23 miliar.
Menurut Anil, sewaktu neraca perdagangan Indonesia defisit, investor asing sulit masuk ke pasar obligasi nasional melalui lelang. Kalaupun investor tersebut mengikuti lelang, sudah dipastikan yield yang diminta cenderung tinggi melebihi realita di pasar sekunder.
“Investor asing tahu bahwa pemerintah punya kebutuhan dana tapi ada masalah pada indikator makroekonomi Indonesia,” ujarnya, Senin (15/10). Kondisi seperti ini membuat beban bunga yang ditanggung pemerintah meningkat.
Dengan surplusnya neraca perdagangan, investor asing diharapkan melirik kembali pasar obligasi Indonesia dan berangsur-angsur tidak lagi meminta yield yang tinggi kepada pemerintah. “Kalau data neraca dagang terus mengalami surplus di bulan-bulan berikutnya, pemerintah bisa lebih memegang kendali dalam pelaksanaan lelang,” ungkap Anil.
Anil pun yakin, penawaran yang masuk pada lelang sukuk besok minimal bisa menyamai perolehan pada lelang sebelumnya pada 2 Oktober silam sebesar Rp 10,39 triliun.
Hanya saja, karena pasar masih diliputi oleh ketidakpastian global, kemungkinan besar para investor masih akan memburu seri-seri bertenor pendek. Mulai dari SPN-S 03042019, SPN-S 03072019, hingga PBS014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News