Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada sesi I perdagangan, Senin (16/12). Meski data ekonomi terbaru menunjukkan neraca perdagangan pada November mengalami defisit US$ 1,33 miliar.
Mengutip RTI, indeks naik 0,45% atau 28,168 poin ke level 6.225,486. Tercatat total volume 4,52 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 4,72 triliun. Di mana 200 saham naik, 182 saham turun, dan 135 saham stagnan.
Delapan dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor pertambangan paling tinggi penguatannya 1,62%. Sementara dua sektor yang memerah yakni agrikultur -1,11% dan industri dasar -0,31%.
Baca Juga: IHSG melaju 0,45% mengawali perdagangan Senin (16/12)
Saham-saham top gainers LQ45 antara lain;
- PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 6,47% ke Rp 1.235
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 5,35% ke Rp 1.675
- PT Medco Energi International Tbk (MEDC) naik 5,17% ke Rp 91
Saham-saham top losers LQ45 antara lain;
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 1,25% ke Rp 1.580
- PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 1,10% ke Rp 6.725
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun 0,98% ke Rp 2.030
Pada sesi I perdagangan, investor asing mengambil posisi beli. Di pasar reguler, net buy asing Rp 141,334 miliar dan Rp 151,737 miliar keseluruhan market.
Ada pun saham-saham dengan pembelian bersih asing terbesar antara lain; PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 268,9 miliar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Rp 19,8 miliar, dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 16,8 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang pada November adalah sebesar US$ 1,33 miliar.
"Ini cukup dalam, tetapi masih lebih kecil dibandingkan posisi November 2018 yang defisit US$ 2,05 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto pada Senin (16/12) di Jakarta.
Secara terperinci, ekspor Indonesia pada Oktober 2019 tercatat sebesar US$ 14,01 miliar atau turun sebesar 6,17% mom. Sementara impor pada November 2019 tercatat sebesar US$ 15,34 miliar atau naik 3,94% mom.
Bila dilihat secara kumulatif dari Januari 2019 - November 2019, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 3,11 miliar. Torehan defisit ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar US$ 7,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News