kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasib akhir investasi BUMI di Recapital


Kamis, 15 Agustus 2013 / 06:00 WIB
Nasib akhir investasi BUMI di Recapital
ILUSTRASI. Ilustrasi investasi aman.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Degup jantung manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) boleh jadi kian berdetak kencang. Sebab, aset utama emiten keluarga Bakrie itu kini menjadi pertaruhan lantaran beberapa utang yang akan jatuh tempo pada medio Agustus- September 2013.

BUMI harus melunasi utang obligasi senilai US$ 150 juta pada Agustus ini. Obligasi itu diterbitkan anak usahanya, yaitu Bumi Capital Pte Ltd dan Bumi Investment Pte Ltd. Belum lagi, ada beban terhadap Country Forest Limited, anak usaha China Investment Corporation (CIC).

Total utang BUMI ke CIC senilai US$ 1,9 miliar diperoleh pada 18 September 2009. Senilai US$ 600 juta yang masuk fasilitas commitment A, bakal jatuh tempo 18 September 2013. Sedang fasilitas commitment B bernilai US$ 600 juta lainnya bakal jatuh tempo per September 2014. Commitment C senilai US$ 700 juta baru akan jatuh tempo September 2015 mendatang.

Lalu dari mana BUMI mendapatkan dana guna melunasi pinjamannya itu? BUMI sebenarnya bisa memanfaatkan dana investasi yang ditanamkan di PT Recapital Asset Management (Recapital) dalam jumlah cukup besar.

Berdasarkan laporan keuangan BUMI per Maret 2013, nilai wajar investasi di Recapital senilai US$ 249,51 juta. Nah, Recapital punya kewajiban untuk mengembalikan investasi tersebut maksimal 27 Agustus 2013.

Masalahnya, kepastian pencairan dana investasi itu masih penuh ketidakpastian. "Dialog mengalami kemajuan untuk mencapai hasil yang diharapkan," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI kepada KONTAN, Rabu (14/8). Dia enggan merinci hasil konkret apa yang diharapkan BUMI.

Asal tahu saja, BUMI selalu gagal memboyong kembali dana miliknya dari Recapital. Negosiasi selalu berujung pada perpanjangan tenggat waktu pencairan. Awalnya, BUMI hanya menyepakati pengelolaan dana investasi senilai US$ 350 juta ke Recapital selama enam bulan terhitung sejak 27 Agustus 2008. Pada 2 September 2009, BUMI kembali mempercayakan pengelolaan investasi kepada Recapital atas dana US$ 50 juta dengan jangka waktu kontrak yang juga enam bulan.

Namun pada 28 Februari 2011, BUMI memperpanjang kedua kontraknya hingga 27 Agustus 2012. Belakangan, BUMI kembali memanjangkan tenggat waktu pencairan investasinya hingga 27 Agustus 2013.

Padahal, di sisi lain, Recapital juga tenhah mendulang persoalan pelik. Rosan Perkasa Roeslani, pemilik Recapital harus mengembalikan US$ 173 juta hasil penyelewengan keuangan di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) kepada Bumi Plc. Sayang, konfirmasi dari Rosan terkait nasib investasi BUMI gagal KONTAN peroleh.

Reza Priyambada, Analis Trust Securities menilai, ketidakjelasan pengembalian dana di Recapital merugikan BUMI. Sebab, BUMI tak harus mengeluarkan biaya untuk memperolehnya. "Ini semacam dana internal BUMI, jadi bakal menolong mereka untuk bayar utang," terang Reza.

Sialnya, belum lama ini tersiar kabar BUMI telah meraih pinjaman US$ 150 juta dari sindikasi kreditur yang digawangi Credit Suisse. Konon mahar pinjaman ini mencapai 18% per tahun. "Apakah refinancing ini bakal lebih efisien? Itu yang harus ditinjau lagi," tutur Reza.

Menjual sebagian aset tentu jadi alternatif bagi BUMI. Rencana penjualan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pun tak terdengar lagi gaungnya. Reza menyarankan investor untuk menghindari dulu saham BUMI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×