Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi memimpin kenaikan Wall Street pada Rabu (26/2), didorong oleh reli saham semikonduktor menjelang laporan keuangan Nvidia yang dinilai krusial dalam menentukan arah permintaan kecerdasan buatan (AI).
Melansir Reuters, pukul 09:58 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 117,59 poin (0,27%) ke 43.738,75, S&P 500 menguat 31,42 poin (0,53%) ke 5.986,67, dan Nasdaq Composite melonjak 155,11 poin (0,82%) ke 19.181,49.
Dari 11 sektor dalam indeks S&P 500, delapan bergerak di zona hijau, dengan sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 1,2%.
Baca Juga: Wall Street Menguat, Investor Menanti Rilis Laporan Kinerja Nvidia
Saham Nvidia naik 3,3%, menjelang rilis laporan keuangan dan proyeksi kuartalan yang akan diumumkan setelah pasar tutup.
Investor menantikan laporan ini karena Nvidia telah menjadi pemimpin pasar dalam industri chip AI yang mendominasi Wall Street.
Peluncuran model AI murah oleh perusahaan China DeepSeek pada Januari lalu sempat mengguncang industri, menimbulkan kekhawatiran tentang kelanjutan investasi besar-besaran perusahaan teknologi dalam AI.
Saham semikonduktor lainnya juga menguat, dengan Broadcom naik 2% dan Advanced Micro Devices (AMD) menguat 1,5%, mendorong indeks semikonduktor lebih tinggi.
"Permintaan untuk chip Nvidia tetap sangat tinggi, tetapi sayangnya, ekspektasi investor mungkin lebih tinggi lagi," kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist di CFRA Research.
Saham raksasa teknologi bergerak bervariasi, dengan Meta Platforms naik 2,2% dan Apple turun 1,5%. Tesla naik 0,6%, sehari setelah nilai pasarnya jatuh di bawah US$1 triliun.
Sementara itu, saham Super Micro melonjak 14,7% setelah perusahaan chip tersebut akhirnya merilis laporan keuangan tahunan dan kuartalannya yang sempat tertunda.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Beragam di Tengah Meningkatnya Ketidakpastian Ekonomi
Investor Waspada di Tengah Data Ekonomi Lemah
Sejak pekan lalu, serangkaian data ekonomi, termasuk laporan sentimen konsumen yang lemah pada Selasa (25/2), menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi AS.
Meski demikian, inflasi yang masih tinggi membuat Federal Reserve tetap berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan empat hari terbesar sejak September pada perdagangan Selasa, akibat pelemahan saham teknologi dan laporan analis yang memperingatkan kemungkinan kelebihan kapasitas dalam infrastruktur AI.
Namun, survei Reuters menunjukkan para analis masih optimistis terhadap pasar saham.
Mereka memperkirakan S&P 500 akan naik sekitar 9% hingga akhir 2025, meskipun volatilitas pasar diprediksi tetap tinggi.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Jual Saham Besar-besaran Setiap Hari, Investor Cemas
Dinamika Kebijakan Fiskal dan Perdagangan
Di bidang kebijakan, Presiden Donald Trump mengajukan rencana pemotongan pajak dan keamanan perbatasan senilai US$4,5 triliun ke Senat AS, setelah sebelumnya disetujui oleh DPR yang dikuasai Partai Republik.
"Banyak investor di Wall Street ingin mempertahankan pemotongan pajak ini. Jika tarif pajak kembali naik, maka akan ada lebih sedikit uang yang beredar di pasar," kata Stovall.
Di sisi perdagangan global, Trump juga memerintahkan investigasi potensi tarif baru pada impor tembaga, yang langsung mendorong harga logam merah itu lebih tinggi.
Saham perusahaan tambang Freeport-McMoran, yang berbasis di Phoenix, melonjak 3,6% sebagai dampaknya.
Sementara itu, General Motors naik 7% setelah mengumumkan rencana menaikkan dividen kuartalan sebesar 25% serta meluncurkan program pembelian kembali saham senilai $6 miliar.
Saham Intuit juga meroket 12,3%, setelah pembuat perangkat lunak TurboTax memproyeksikan pendapatan kuartal ketiga lebih tinggi dari ekspektasi analis.
Baca Juga: Wall Street: S&P 500 & Nasdaq Turun Imbas Rencana Pembatasan Ekspor Chip AS ke China
Prospek Kebijakan Moneter
Para trader kini memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya pada Juli 2025, menurut data dari LSEG.
Dengan banyaknya faktor yang memengaruhi pasar—dari laporan Nvidia hingga kebijakan Trump dan keputusan The Fed—Wall Street tampaknya akan terus bergerak dinamis dalam beberapa bulan ke depan.
Selanjutnya: Pelanggaran Tenaga Penagih Terbanyak dari Fintech Lending, Ini Respon AFPI
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (27/2), Cerah Hingga Hujan Petir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News