Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street mengakhiri perdagangan dengan pergerakan beragam pada Selasa, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi yang diperburuk oleh laporan keyakinan konsumen yang mengecewakan.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq terperosok ke level terendah dalam satu bulan, mencatat sesi keempat berturut-turut di zona merah, sementara Dow Jones berhasil mencatat kenaikan tipis.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 159,95 poin atau 0,37% ke 43.621,16, sedangkan S&P 500 melemah 28,00 poin atau 0,47% ke 5.955,25. Nasdaq Composite mengalami penurunan lebih tajam, terpangkas 260,54 poin atau 1,35% ke 19.026,39.
Baca Juga: Wall Street Tergelincir di Tengah Ketidakpastian Penurunan Suku Bunga The Fed
Presiden Chase Investment Counsel, Peter Tuz, menilai bahwa kondisi pasar saat ini mencerminkan sikap kehati-hatian investor terhadap arah belanja konsumen. Ia menambahkan bahwa data keyakinan konsumen terbaru semakin menegaskan ketidakpastian yang membayangi perekonomian.
Indeks keyakinan konsumen yang dirilis oleh The Conference Board menunjukkan penurunan tajam pada Februari, menandai pelemahan bulanan terbesar sejak Agustus 2021.
Komponen ekspektasi jangka pendek dalam indeks ini anjlok 11,3%, bahkan berada di bawah level yang biasanya dikaitkan dengan potensi resesi. Hal ini mengindikasikan meningkatnya kecemasan masyarakat terhadap dampak kebijakan ekonomi pemerintah Presiden AS Donald Trump.
Menurut Tuz, faktor politik juga berperan dalam menekan sentimen pasar. Ia menyoroti bahwa ketidakpastian yang ditimbulkan oleh berita-berita utama membuat konsumen dan pelaku bisnis cenderung menunda keputusan penting, termasuk dalam hal investasi dan pembelian barang.
Baca Juga: Wall Street Turun Tajam Akibat Meningkatnya Kekhawatiran Ekonomi dan Tarif
Di sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin, menegaskan bahwa situasi saat ini membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan terukur.
Data dari LSEG menunjukkan bahwa pasar keuangan memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga utamanya stabil setidaknya hingga pertengahan tahun.
Ketidakpastian yang meningkat turut mendorong lonjakan indeks volatilitas pasar CBOE, atau yang dikenal sebagai "indeks ketakutan," ke level tertinggi sejak 27 Januari. Sementara itu, Bitcoin, yang sering dianggap sebagai indikator selera risiko investor, merosot 6,1%.
Sektor layanan komunikasi menjadi yang paling tertekan di antara 11 sektor utama S&P 500, sementara saham barang kebutuhan pokok mencatat kenaikan tertinggi secara persentase.
Saham Nvidia turun 2,8% menjelang laporan laba kuartalan yang sangat dinanti pasar, menyeret indeks Philadelphia SE Semiconductor turun 2,3%. Tekanan terhadap saham produsen chip ini semakin besar setelah muncul laporan bahwa pemerintah AS berencana membatasi ekspor chip Nvidia ke China tanpa lisensi.
Baca Juga: Indeks Wall Street Merosot, Timur Tengah Menjadi Fokus
Pelemahan Bitcoin juga berdampak negatif pada saham terkait kripto, dengan Coinbase dan MicroStrategy masing-masing turun 6,4% dan 11,4%. Saham Zoom Communications tertekan hingga 8,5% setelah perkiraan pendapatan tahunannya mengecewakan pasar.
Di sisi lain, beberapa saham mencatat kenaikan signifikan. Li Auto melonjak 13,2% setelah meluncurkan SUV listrik pertamanya di AS. Saham Eli Lilly naik 2,3% setelah perusahaan mulai menjual versi botol dari obat penurun berat badan Zepbound dengan harga lebih murah dibandingkan versi pena injeksi.
Sementara itu, Solventum melonjak 9,5% setelah Thermo Fisher mengumumkan akan mengakuisisi bisnis pemurnian dan penyaringan perusahaan tersebut senilai sekitar USD 4,1 miliar.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 16,32 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 15,32 miliar saham per sesi dalam 20 hari terakhir.
Baca Juga: Wall Street Menguat di Tengah Turunnya Yield Treasury, Saham Megacap Terdorong Naik
Di NYSE, jumlah saham yang naik lebih banyak dibandingkan yang turun dengan rasio 1,2 banding 1, sementara di Nasdaq, saham yang turun lebih mendominasi dengan rasio 1,58 banding 1. S&P 500 mencatat 31 saham tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq mencatat 44 saham tertinggi baru dan 305 saham terendah baru.
Dengan ketidakpastian ekonomi yang terus meningkat, pasar diperkirakan akan tetap volatil dalam waktu dekat, dengan investor yang masih mencermati perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter guna menentukan arah investasi selanjutnya.
Selanjutnya: 1.234 Ikut Seleksi Tenaga Pendukung PPIH 2025 Lewat CAT dan Wawancara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News