Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia masih dibayangi narasi hawkish The Fed. Kilau emas meredup seiring kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi buruan.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, emas masih dalam tren pelemahan yang diperkuat oleh pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menunjukkan sikap hawkish pada pekan lalu. Sikap hawkish Powell menambah tekanan terhadap harga emas, yang telah mengalami penurunan selama dua minggu berturut-turut.
Emas Batangan sudah kehilangan sekitar US$70 per troi ons, setelah mencapai level di atas US$2.000 per troi ons dua minggu lalu seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Penurunan akibat berkurangnya permintaan safe haven terhadap emas karena investor beralih ke dolar Amerika Serikat (USD).
“Powell yang tetap pada sikap ini menjadi faktor utama pelemahan emas pekan sebelumnya dan pada awal perdagangan minggu ini,” ujar Fischer dalam siaran pers, Senin (13/11).
Baca Juga: Inilah 2 Faktor yang Bikin Harga Emas Dunia Melempem
Fischer melihat bahwa pejabat The Federal Reserve mengungkapkan ketidakyakinan mereka terhadap kecukupan suku bunga untuk mengatasi perjuangan melawan inflasi dengan target inflasi AS sebesar 2%. Alhasil, imbal hasil Treasury AS 10 tahun dan penguatan indeks dolar membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.
Menurut Fischer, emas akan terus diperdagangkan sideways (mendatar) ke level lebih rendah dalam waktu dekat. Emas akan kembali terdongkrak kecuali jika ada peningkatan peristiwa geopolitik, laporan ekonomi AS yang lemah, atau jika The Fed menyarankan penurunan suku bunga.
“Perang Israel-Hamas yang belum mencapai eskalasi signifikan dari perspektif pasar, mendorong selera risiko yang lebih baik dan menarik investasi dari emas,” tambahnya.
Dari India, meskipun festival besar meningkatkan permintaan emas fisik, pembelian dilaporkan sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu karena harga yang lebih tinggi membuat beberapa pelanggan enggan untuk membeli emas. Situasi ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lokal juga berdampak pada dinamika harga emas global.
Fischer memprediksi emas (XAUUSD) untuk hari ini cenderung menuju kenaikan, namun potensi penurunan harga emas bisa terjadi dalam waktu mendatang. Penguatan dolar dolar AS diyakini akan menjadi faktor utama yang membayangi pasar emas, selain pengaruh dari meredanya konflik di Timur Tengah dan perubahan imbal hasil obligasi AS.
"Faktor yang paling memengaruhi pasar emas saat ini adalah penguatan USD. Meskipun kita melihat meredanya konflik di Timur Tengah, dan pengaruh dari perubahan imbal hasil obligasi AS, ini tidak cukup untuk sepenuhnya menghapus tekanan terhadap harga emas," ungkap Fischer.
Baca Juga: Lengkap! Update Harga Emas Antam Rutin, Cek Seluruh Produk dan Ukuran
Fischer menekankan bahwa tren secara keseluruhan masih mendukung penurunan harga emas. Meskipun adanya kenaikan harga dalam jangka pendek, tren keseluruhan masih menunjukkan penurunan.
“Penguatan USD dan faktor-faktor global lainnya akan terus memberikan tekanan pada emas dalam waktu yang lebih panjang," pungkas dia.
Mengutip tradingeconomics, harga emas spot berada di posisi US$1,938 per troi ons pada Senin (13/11) pukul 14.00 WIB. Harga emas sudah turun sekitar 1,96% dalam sepekan dan terpantau naik tipis 0,09% secara harian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News