kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Napas SSIA di Karawang masih lima tahun lagi


Senin, 22 Februari 2016 / 20:23 WIB
Napas SSIA di Karawang masih lima tahun lagi


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai mengalihkan fokusnya ke kawasan Subang. Tapi, bukan berarti portofolio lahan industri lamanya di Karawang langsung ditinggalkan.

Johanes Suridjaja, Presiden Direktur SSIA bilang, perseroan masih ingin mengembangkan sisa-sisa peluang yang masih ada di Karawang. Lagipula, market untuk lahan industri atau industrial estate diperkirakan akan membaik pada semester II tahun ini.

"Jadi, kami harus siap, dengan memaksimalkan peluang yang ada di Karawang," ujar Johanes kepada KONTAN belum lama ini.

Dia bilang, SSIA akan mengembangkan sekitar 400 hektar (ha) lahan lagi di Karawang. Lahan seluas itu masih bisa dikembangkan untuk empat hingga lima tahun lagi.

"Kalau dihitung net, anggaplah dapat 280 ha lagi, lalu dikalikan dengan rerata harga penjualan Rp 2 juta per meter persegi. Tapi dibagi lagi 50:50 karena ini JV. Hasilnya sekitar Rp 2,8 triliun dan itu yang kami peroleh dari Karawang," tutur Johanes.

Catatan saja, tahun ini perseroan tengah mengkaji untuk membentuk perusahaan patungan (join venture/JV) dengan pemilik lahan untuk memperluas kawasan industri Suryacipta Karawang. Jika rencana ini terealisasi maka anak usaha SSIA akan bertambah lagi.

Tahun lalu, perseroan juga telah membentuk perusahaan JV yang bergerak di sektor pergudangan dengan Mitsui Co Ltd dan Ticon Industrial Connection Plc.

Adapun kepemilikan SSIA dalam perusahaan patungan bernama PT SLP Surya Ticon Internusa (SLP) tersebut mencapai 50%. Sementara mitranya Mitsui dan Ticon masing-masing memiliki 25%.

Sementara untuk proyek di Subang, ini masih menjadi rencana jangka panjang bagi perseroan. Sekitar periode 2018, kawasan ini baru akan dikembangkan.

Jangka waktu tersebut juga akan dimanfaatkan untuk menambah luas lahan. Sebab, SSIA wajib memiliki minimal 800 ha lahan jika ingin mengembangkan lahan industri di Subang. Saat lahan sudah terkumpul 800 ha, kawasan ini sudah bisa dikembangkan.

"Karena kalau tidak 800 ha, biaya infrastrukturnya nanti tidak masuk," pungkas Johanes.

Informasi saja, SSIA menargetkan marketing sales atau pra penjualan lahan industri seluas 30 ha. Jumlah tersebut naik 41% dari pencapaian tahun lalu yakni sekitar 21,2 ha.

Tahun 2015, SSIA berhasil mencatatkan pra penjualan 10,2 ha ke perusahaan yang tidak berafiliasi dengan perseroan. Sementara 22 ha berhasil di jual ke anak usahanya PT SLP Surya Ticon Internusa.

Secara keseluruhan, perseroan menyiapkan belanja modal (Capital Expenditure/capex) Rp 1,3 triliun, naik dari realisasi tahun lalu yang hanya mencapai Rp 900 miliar.

Sekitar Rp 500 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan, Rp 350 miliar untuk pengembangan hotel dan perkantoran, sisanya untuk pengembangan properti dan pengembangan anak usaha.

Capex tersebut akan dianggarkan dari kas internal dan pendanaan eksternal. Sayang, Erlin belum bisa menyampaikan komposisi pendanaan eksternal yang disiapkan SSIA.

Untuk pendanaan eksternal, SSIA tengah menjajaki pinjaman bank serta menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) berkelanjutan dalam dollar Singapura. Untuk tahap I, perseroan berencana merilis U$ 50 juta-U$100 juta di kuartal I ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×