kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Naiknya Suku Bunga Acuan Dapat Menghambat Hasil Lelang SBSN pada Selasa (14/6)


Minggu, 12 Juni 2022 / 16:33 WIB
Naiknya Suku Bunga Acuan Dapat Menghambat Hasil Lelang SBSN pada Selasa (14/6)
ILUSTRASI. Pasar modal. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 14 Juni 2022. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 9 triliun dari enam seri yang ditawarkan.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menilai prospek lelang SBN pada selasa (14/6) diperkirakan tetap bisa lebih tinggi, mengingat kondisi yield yang saat ini cukup menarik. 

"Di mana yield SBN tenor 10 tahun kembali menembus di atas 7% seiring melonjaknya yield UST tenor 10 tahun di atas 3% akibat antisipasi kebijakan The Fed," ucap praska kepada Kontan.co.id, Jum'at (10/6) 

Mengingat pada lelang SUN sebelumnya yang cukup solid, Praska memperkirakan untuk lelang kali ini juga akan mendapat tantangan dari kembali naiknya yield SBN di pasar seiring kenaikan yield US Treasury. 

Baca Juga: Pemerintah Akan Melelang 6 Seri SBSN pada Selasa (14/6) Dengan Target Rp 9 Triliun

Sementara yang dapat menopang potensi tingginya minat lelang adalah terkendalinya laju inflasi tahunan di bawah ekspektasi dan kondisi kurs Rupiah terhadap dolar yang terjaga baik di bawah Rp 15.000 per dolar AS.

Menurut Praska seri yang diburu investor adalah tenor pendek - menengah karena volatilitas yang lebih terjaga. 

"Investor diperkirakan masih mengantisipasi pergerakan yield obligasi AS dan sikap The Fed yang berencana kembali menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat," ucap Praska. 

Praska menilai untuk lelang saat ini, secara potensi yield yang dimenangkan diperkirakan lebih tinggi seiring tren yield SBN 10 tahun yan saat ini kembali bergerak naik ke level 7,22% seiring kenaikan yield US Treasury 10 tahun di atas 3%.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Global Akan Jaga Pergerakan Yield SBN

Praska mengatakan sentimen yang dapat menopang berasal dari prospek ekonomi yang membaik, terkendalinya laju inflasi dan kurs rupiah/dolar. Sementara sentimen yang menghambat bisa dari rilis inflasi tahunan AS per Mei 2022 dan antisipasi kebijakan The Fed terhadap suku bunga acuan yang dapat memicu permintaan yield yang lebih tinggi.

Menurut Praska investor lokal diperkirakan lebih banyak mendominasi dalam lelang kali ini dibandingkan investor asing, karena kondisi saat ini yang berpeluang mendorong ekspektasi yield yang lebih tinggi akibat antisipasi kebijakan suku bunga dan rilis laju inflasi AS sehingga hal tersebut menarik bagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×