Reporter: Maria Rosita | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pengembang kawasan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melanjutkan pengembangan Medical City di Cikarang, Jawa Barat. Jababeka bakal melengkapi areal 74 hektare itu dengan rumah sakit internasional dan fasilitas kesehatan lainnya. Pembangunan diawali Januari tahun depan dan ditargetkan beroperasi 2014.
Marlin Marpaung Manajer Umum Jababeka Medical City, bilang proyek ini mengadopsi milik Singapura. Jika semula untuk memenuhi kebutuhan penghuni Jababeka, kini standar dinaikkan menjadi kelas internasional. Apalagi sekarang penduduk Jababeka sudah satu juta kepala. Marlin melihat, seiring kondisi keuangan membaik, masyarakat makin sering berobat keluar negeri.
"Menjadi alternatif bagi masyarakat, makanya bikin fasilitas mirip luar negeri seperti yang mereka inginkan," kata Marlin kepada KONTAN, Jumat (18/11).
Kendati berlokasi di pinggiran Jakarta, Medical City diramalkan bisa memenuhi kebutuhan warga Jakarta dan provinsi dekat juga. Jika dihitung-hitung, kata Marlin, jarak, waktu, dan biaya keluar negeri bikin boros. Itu sebabnya pengembang Movie Land itu memproyeksi bisa mengembangkan 100 titik di Medical City. Medical City dikembangkan ditargetkan tuntas sepuluh tahun sejak 2008 dengan kucuran investasi Rp 7 triliun.
Misalnya membangun hunian lansia bertajuk Senior Home Care dan Senior Village seluas 8 ha. Nilai investasinya sekitar Rp 500 miliar. Di dalamnya ada lebih 200 unit rumah perawatan lansia. Selanjutnya rumah sakit internasional. Setyono Djuandi Darmono, Presiden Direktur Jababeka belum memastikan total investasi satu rumah sakit.
Darmono tak menampik sejumlah pihak lokal sudah meneken nota kesepahaman dengan Jababeka. Misalnya perusahaan minyak pelat merah dan rumah sakit jantung. Jababeka sendiri, kata dia, sanggup memodali 20% dari total saja. Sebab itu Darmono berniat menyedot investor asing untuk pengembangan Medical City. Langkahnya dengan membentuk perusahaan patungan.
"Bisnis ini pasti cepat balik modal karena yang dilayani kan orang berduit juga. Padahal kalau keluar negeri biayanya bisa 3-4 kali lipat Indonesia," kata Darmono. Nantinya listrik ke Medical City mengalir dari pembangkit Bekasi Power milik Jababeka.
Dia menggambarkan perumahan di Menteng, Jakarta Pusat, ditarik RS Cipto Mangunkusumo. Yang begini, kata dia, menambah nilai jual perumahan. Sementara itu sekarang 1.500 pabrik dari 30 negara beroperasi di Jababeka. Makanya Medical City juga menyasar warga asing. "Daya beli tinggi bikin bujet kesehatan orang ikut naik," kata dia.
Anton Sitorus, Kepala Riset Jones Lang LaSalle, berpendapat proyek begini cepat dilirik investor luar negeri. Bagi dia, perumahan tetap jualan utama Jababeka. Sehingga, kalau ada rumah, pasti ada penduduk, dan artinya ada konsumen. Kalau orang beli rumah, pasti perlu fasilitas kesehatan.
Dia memproyeksikan investor Asia, khususnya developer asal Singapura, bakal punya minat besar. "Interest asing masih tinggi beberapa waktu ke depan, Eropa melemah jadinya sekawasan Asia yang tertarik," kata Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News