Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat satu sektor yang paling bertumbuh sepanjang tahun 2018 ini adalah sektor industri dasar dan kimia. Berdasarkan laporan BEI, sektor ini naik hingga 21,17% year to date (ytd).
Padahal, indeks harga saham gabungan (IHSG) saja masih melemah tipis 3,02% ytd ke level 6.163 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.
Menanggapi kondisi ini, Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International, Harry Su mengatakan bahwa melihat penghuninya, sektor ini banyak diisi oleh emiten industri kimia dan industri semen.
Industri semen sendiri terlihat menggeliat terutama dengan adanya aksi akusisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat kapasitas produksi semen nasional saat ini mencapai 107 juta ton dengan proyeksi total penjualan 74,6 juta ton sampai akhir tahun, maka angka kelebihan suplai diprediksi mencapai 32,4 juta ton di tahun ini.
Sebagai gambaran lain, penguasa pangsa pasar semen, SMGR mencatat volume penjualan mencapai 30,2 juta ton atau tumbuh 5,8% dibandingkan sebelas bulan pertama di 2017 lalu yang mencatatkan volume penjualan konsolidasi 28,6 juta ton. Segmen ekspor mengalami pertumbuhan yang tinggi 68,2% yoy dengan volume 2,85 juta ton hingga November ini.
Selain itu menurut Harry, saham lain yang turut mendorong sektor ini adalah PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). Saham INKP saat ini masih tumbuh 114,81% ytd ke level Rp 11.600 per saham.
“Industri semen dan kimia juga mendapatkan keuntungan dari harga minyak yang menurun,” ujar Harry kepada Kontan.co.id, Minggu (23/12).
Catatan saja, pada akhir pekan kemarin, harga minyak WTI turun 39,60% dari level tertinggi tahun ini US$ 75,96 per barel yang tercapai pada 3 Oktober. Pada periode yang sama, harga minyak brent turun 36,39% dari level tertinggi tahun ini US$ 85,45 per barel.
“Namun ada beberapa catatan dari industri semen seperti perang harga, untuk industri kertas dan kimia harga sudah mulai turun sejalan dengan ekonomi global yang melambat. Untuk tahun 2019 harus jualan karena sudah overvalued sektor ini,” ujar Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News