Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih menguat. Harga emas melanjutkan kenaikan di hari ketiga berturut-turut setelah anjlok di awal pekan.
Kamis (8/12) pukul 6.17 WIB, harga emas spot naik tipis 0,05% setelah kemarin menguat 0,86%. Dalam tiga hari terakhir, harga emas spot mengakumulasi kenaikan 1,04%.
Sedangkan harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange pagi ini naik tipis 0,05% ke US$ 1.798,90 per ons troi setelah kemarin menguat 0,87%. Dalam tiga hari perdagangan, harga emas berjangka mengakumulasi kenaikan 0,99%.
Kenaikan harga emas didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi AS. Investor mengantisipasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Berbalik Menguat, Kamis (8/12)
"Kami melihat suku bunga di sepanjang kurva di sini telah turun dan ada sedikit pelemahan dolar AS. Harga emas baru saja bangkit kembali dari posisi terendah," kata Bart Melek, kepala strategi pasar komoditas di TD Sekuritas kepada Reuters.
Nilai tukar dolar AS merosot 0,5% terhadap para pesaingnya. Benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun ke level terendah hampir tiga bulan. Pelemahan nilai tukar dolar AS menyebabkan harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Pelaku pasar secara luas mengharapkan kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh Fed pada pertemuan terakhir tahun 2022 yang dijadwalkan pada 13-14 Desember. Kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi yang melonjak cenderung meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan bunga.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Rp 984.000 Per Gram, Rabu (7/12)
Angka indeks harga konsumen (CPI) November untuk AS yang dirilis minggu depan akan menjadi perhatian utama investor.
Namun, prospek emas dibuat suram oleh data ekonomi AS yang kuat baru-baru ini. Data ekonomi yang membaik menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih dari ekspektasi.
"Ada beberapa keraguan sekarang bahwa mungkin para trader terlalu cepat menyimpulkan bahwa bank sentral AS akan berporos ke arah sikap yang lebih dovish dan kami sekarang berada dalam sedikit pola bertahan menjelang FOMC Rabu depan," kata Melek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News