Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil naik 4,09% ke posisi 6.850,61 sepanjang 2022. Meski demikian, IHSG masih menghadapi menghadapi sejumlah tantangan di 2023 mendatang.
Investment Analyst Infovesta Utama Fajar Dwi Alfian menyebut 2023 akan menjadi tahun yang penuh dengan tantangan, terutama hingga semester paruh pertama di 2023.
"Namun setelah itu market berpotensi untuk rebound. Seiringan kebijakan bank sentral yang sudah tidak dovish dan melandainya inflasi," ucap Fajar saat dihubungi Kontan, Jumat (30/12).
Baca Juga: Asing Net Sell Rp 768 Miliar, Ini Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing di Akhir Tahun
Sementara. Equity Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian memproyeksi keyakinan pertumbuhan ekonomi akan relatif solid ini di 2023 yang didasari oleh fundamental makro ekonomi yang robust dan adanya transformasi ekonomi.
Di sisi lain, IHSG masih akan mendapat tekanan dari kebijakan Bank Indonesia (BI), menyusul The Fed yang akan lebih hawkish dalam kebijakan moneter di 2023 mendatang.
Apalagi The Fed berencana akan mengerek suku bunga acuan paling tidak sampai level 5,1% di tahun depan. Menurutnya, ini akan memicu kekhawatiran akan resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS) di tahun depan.
Baca Juga: IHSG 2022: Disetir Suku Bunga di Tengah Kenaikan Inflasi
"Mempertimbangkan berbagai peluang dan tantangan yang mungkin dihadapi di 2023 maka IHSG berpotensi menguat ke 8.205 pada akhir 2023," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News