Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berencana membagikan dividen di penghujung tahun ini. Tiga diantaranya adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO), dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).
BFIN akan membagikan dividen tunai interim tahun buku 2017 sebesar Rp 23 per saham. Cum dividen saham BFIN akan jatuh pada 28 November 2017. Melihat harga saham BFIN pada penutupan perdagangan Kamis (23/11) berada di level Rp 690 per saham, yield dividen BFIN sebesar 3,33%.
Sementara, TOTO akan membagikan dividen interim sebesar Rp 5 per saham. Cum dividen TOTO adalah pada tanggal 27 November 2017. Di hari yang sama, harga saham TOTO ada di level Rp 420 per saham. Dus, yield dividen TOTO adalah sebesar 1,19%.
DMAS akan membagikan dividen tunai interim Rp 6,5 per saham, dengan cum dividen pada 23 November 2017. Adapun saat ini harga saham DMAS berada di level Rp 181 per saham. Dengan demikian, yield dividen DMAS adalah sebesar 3,59%.
Analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, ada dua hal yang dapat diperhatikan investor ketika emiten mengumumkan pembagian dividen. Pertama, tentunya besar nominal dan yield dari dividen itu. Kedua, adalah cuan dari kenaikan harga jelang pembagian dividen.
“Ketika emiten mengumumkan akan membagikan dividen, biasanya harga sahamnya cenderung naik sampai cum date karena adanya aksi beli. Saham ini yang biasa diincar investor. Tapi memang ada juga yang hanya mengejar dividen,” jelas Reza, Kamis (23/11).
Reza melanjutkan, bagi investor yang mengincar dividen, tentu semakin besar nominal dan yield, maka semakin terasa menggiurkan. Memang tak ada acuan besar yield tertentu yang biasa diincar investor. Dari tiga emiten yang akan bagi dividen di atas, Reza melihat dividen DMAS yang paling menarik.
Sementara itu, dari sisi kenaikan harga, tentunya investor perlu mencermati pergerakan harga masing-masing saham emiten yang akan bagi dividen. “Dari pergeraan harga, yang cukup likuid itu DMAS,” tambah Reza.
Untuk DMAS, Reza melihat adanya peluang pertumbuhan kinerja 7%-9% akhir tahun ini. Adanya langkah ekspansi seperti kerjasama dengan anak usaha Panasonic untuk membangun usaha real estate ditangkap sebagai upaya yang baik. Reza mencatat marketing sales di September pun masih tumbuh.
Analis Indosurya Sekuritas Wiliam Surya Wijaya juga melihat saham DMAS cenderung lebih menarik di antara tiga emiten yang akan bagi dividen tersebut. Dari pergerakan sahamnya, Wiliam melihat volume perdagangan DMAS tak terlalu terlalu tinggi. Namun, ada potensi untuk naik dalam jangka pendek.
Hanya saja, secara umum, William melihat, likuiditas ketiga saham tersebut belum begitu besar. “Menarik jika dividen memiliki yield cukup besar. Tapi yang utama likuiditasnya. Apakah setelah pembagian dividen ini harganya bisa bertahan atau naik atau malah turun. Kalau tidak begitu, susah untuk jual kembali,” paparnya.
Meski demikian, pada momentum jelang pembagian dividen, menurut Reza, faktor teknikal dan fundamental memang cenderung luput dari perhatian investor. Setelah melewati cume date dan hari pembagian dividen, barulah perlahan investor bisa mempertimbangkan kembali, apakah tetap memegang saham tersebut, atau melakukan sell.
Sebagai contohnya, saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW). “Sebelum pembagian dividen sudah terlihat apresiasi harga. Di awal November FASW masih di sekitar Rp 5.200, lalu harga ditarik ke kisaran Rp 5.600. Setelah bagi dividen mulai turun lagi,” papar Reza.
FASW akan membagikan dividen Rp 55 per saham pada 12 Desember nanti, di mana recording date jatuh pada 24 November 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News