Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek jangka panjang pandemi Covid-19 bukan isapan jempol belaka. Hal ini setidaknya tercermin dari musim dividen yang diperkirakan tidak terlalu menarik tahun ini.
Pandemi menekan sebagian besar kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, kalau pun emiten mempertahankan payout ratio atawa rasio pembayaran dividen terhadap laba, nilai dividen yang dibagikan belum tentu lebih besar dibanding tahun buku periode sebelumnya.
"IHSG juga sudah cukup tinggi dan kembali ke level sebelum pandemi. Ini akan membuat yield dividen jauh lebih rendah dari tahun buku periode sebelumnya," terang Vice President RHB Sekuritas Michael Setjoadi Kepada Kontan.co.id, Senin (11/1).
Sinyal kurang semringahnya musim dividen tahun ini sudah tampak. Dari sekitar 700 emiten di BEI, hanya 9,2% emiten yang menaikkan payout ratio dividen tahun buku 2019.
Baca Juga: Meracik Portofolio Saham Pembagi Dividen demi Pendapatan Pasif Jangka Panjang
Sebesar 22,2% mengurangi payout ratio, kemudian 7,5% emiten mempertahankan payout ratio. Sementara, sebanyak 51,4% emiten tidak menebar dividen demi menjaga ketersediaan kas.
"Yang mengejutkan, GGRM memutuskan untuk menunda pembagian dividen setelah sebelumnya tidak pernah puasa dividen," kata analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo dalam riset 11 Januari. GGRM tidak sendiri. LPPF dan TINS juga memutuskan untuk menunda pembagian dividen tahun buku 2019.
Handiman memperkirakan, GGRM, LPPF, dan TINS masih akan menunda dividen tahun buku 2020. Sedangkan beberapa emiten seperti RALS, PANS, SMBR, dan WSKT mulai puasa dividen tahun buku 2019 setelah periode sebelumnya mengurangi payout ratio dividen.
Baca Juga: Ingin masuk ke saham perusahaan start up? Simak kata analis berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News