CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Musim dingin menghangatkan harga CPO


Rabu, 29 Desember 2010 / 08:23 WIB
Musim dingin menghangatkan harga CPO


Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) di Malaysia Derivative Exchange untuk pengiriman Maret 2011 mencetak rekor tertinggi dalam 33 bulan. Pada Selasa (28/12) pukul 16.52, harga CPO mencapai US$ 1.223,65869 per metrik ton. Harga ini naik 0,73% dibanding sehari sebelumnya yang sebesar US$ 1.214,74768 per metrik ton.

Apelles Rizal T. Kawengian, Kepala Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Futures, mengatakan kenaikan harga CPO ditopang oleh beberapa faktor diantaranya adalah penguatan Euro, mata uang Eropa. “Saat Euro menguat, dan kebetulan musim dingin terjadi di Eropa maka kebutuhan akan CPO akan mengalami kenaikan,” katanya kepada KONTAN Selasa (28/12).

Catatan saja ekspor CPO dari Indonesia ke Eropa, selama Januari-November 2010, mencapai 3,425 juta ton atau naik 12,7% dibandingkan realisasi ekspor tahun 2009 lalu sebesar 3,039 juta ton.

Selain itu Appeles bilang kenaikan suku bunga China juga menyebabkan CPO ikut terkerek. Sebab dengan kebijakan moneter tersebut yuan akan cenderung lebih kuat dan memiliki daya beli yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan kenaiakan yuan, dia memperkirakan permintaan dari China juga akan mengalami kenaikan. Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte, di Singapore, seperti dikutip oleh Bloomberg bilang permintaan minyak untuk memasak di China akan meningkat pada awal tahun mendatang. Sebab pada bulan Februari, China merayakan tahun baru.

Analis Asia Kapitalindo Futures Nurman Achyar Firdaus menambahkan, kenaikan harga CPO juga tidak lepas dari kenaikan harga minyak mentah dunia. “Ketika fundamental minyak dunia kuat untuk mengalami kenaikan, CPO juiga akan mengikuti,” katanya. Kenaikan minyak dunia sendiri menurutnya terjadi karena kebutuhan musim dingin.

Dia memperkirakan pada minggu ini CPO tidak akan bergerak lebar diantara, dan berada dalam rentang US$ 1220-1250 per metrik ton. “Banyak pelaku pasar mengambil posisi libur menjelang akhir tahun,” katanya Sedang Appeles memperkirakan harga akan berada di dalam rentang US$ 1.200-US$ 1.225. Namun menurutnya pada awal semester 1-2011 CPO akan menyentuh US$ 1.300 per metrik ton. “Dengan naiknya harga CPO, saham-saham berbasis komoditi akan naik, termasuk berbasis CPO,” katanya.

Gangguan produksi

Yougesh Khatri, ekonom senior di Nomura Holdings Inc, seperti dikutip oleh Bloomberg mengatakan cuaca La Nina yang mengganggu panen di Indonesia dan Malaysia sebagai produser terbesar minyak sawit, dan kekeringan di Amerika selatan yang menyebabkan gangguan produksi kedelai mengakibatkan harga akan mengalami kenaikan. Maklum minyak sawit dan kedelai bersaing sebagai bahan bakar bio disel.

Buenos Aires Cereals Exchange mencatat tahun ini area tanam kedelai memiliki kemungkinan penurunan sebesar 200.000 hektare menjadi 18,5 juta hektare, karena kekeringan. Kekeringan tersebut menyebabkan kesuburan tanah menurun dan membuat tanaman menjadi stress.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×