kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Muncul harapan peningkatan permintaan, harga aluminium melejit


Selasa, 13 Oktober 2020 / 12:21 WIB
Muncul harapan peningkatan permintaan, harga aluminium melejit
ILUSTRASI. Harga aluminium naik 2,51% sejak awal tahun.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aluminium merangkak naik capai harga tertinggi karena harapan peningkatan permintaan datang tidak hanya dari China. Kebijakan akomodatif Federal Reserve juga cenderung mendukung kenaikan harga komoditas. 

Senin (12/10), harga aluminium kontrak tiga bulan di London Metal Exchange berada di US$ 1.855,50 per metrik ton. Harga ini menguat 0,76% dalam sehari. Harga ini adalah level tertinggi sejak April 2019. Harga aluminium naik 2,51% sejak awal tahun.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga komoditas termasuk aluminium tersokong naik karena The Fed cenderung pro terhadap pasar. Terakhir kebijakan The Fed yang menggunakan target rata-rata inflasi menjadikan inflasi boleh lewat 2% tanpa The Fed harus menaikkan suku bunga merupakan kebijakan yang sangat akomodatif dan longgar.

Alhasil, kebijakan tersebut bisa melemahkan dolar Amerika Serikat (AS) sementara menguatkan lawan dolar AS yaitu komoditas. Harga aluminium naik juga karena tersokong ekonomi China yang mulai pulih dan terus mengimpor aluminium dan mengurangi kelebihan pasokan dari pasar global. 

Baca Juga: Harga tembaga tergelincir, China menjauh dari pasar

"Kenaikan persediaan agak di bawah ekspektasi sementara permintaan dari China menguat," kata Wahyu, Senin (12/10). Selain dari dari China, pemulihan aktivitas industri dari negara-negara besar lain juga memberi harapan pada kenaikan permintaan aluminium. 

Namun, Wahyu memproyeksikan potensi pelemahan harga masih ada di tengah harapan rebound yang masih menguat. "Bagaimanapun, ketidakpastian masih melanda fundamental dalam jangka pendek," kata Wahyu. 

Harga aluminium berpotensi terkoreksi setelah munculnya harapan kenaikan harga yang membuat produksi aluminium bertambah. Saat ini Wahyu mengamati harga aluminium di rentang US$ 1.689 per metrik ton hingga US$ 1.936 per metrik ton merupakan rentang harga di 2019.

Baca Juga: Usai beli 20% saham Vale (INCO), Mind Id masih gencar ekspansi dan garap proyek hilir

Jika tren bullish berlanjut, Wahyu memproyeksikan harga aluminium merangkak naik ke US$ 1.900 per metrik ton. Selanjutnya harga bisa menanjak ke US$ 2.000, US$ 2.200, dan US$ 2.500 pada 2021. "Namun, untuk di sepanjang tahun ini level US$ 1.900 per metrik ton masih jadi hambatan besar dan wajar jika terjadi koreksi di dekat harga tersebut," kata Wahyu.

Jika level tersebut terlewati maka US$ 2.000 per metrik ton mungkin tercapai meski tidak mudah untuk di tahun ini. Namun, di 2021 Wahyu optimistis target US$ 2.000 per metrik ton mungkin tercapai.

Baca Juga: Harga komoditas logam industri diproyeksikan kompak menguat di akhir tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×