kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga tergelincir, China menjauh dari pasar


Kamis, 08 Oktober 2020 / 11:32 WIB
Harga tembaga tergelincir, China menjauh dari pasar
ILUSTRASI. FILE PHOTO - Sheets of copper cathode are seen at the copper cathode plant inside La Escondida, the world's biggest copper mine, near Antofagasta, Chile March 31, 2008. REUTERS/Ivan Alvarado/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga pada hari Kamis (8/10) tergelincir dari level tertinggi hampir satu pekan di sesi sebelumnya. Konsumen utama China menjauh dari pasar karena hari libur besar.

Melansir Reuters, pukul 11.02 WIB, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,5% menjadi US$ 6.645,50 per ton pada 0341 GMT.

Kontrak harga tembaga tersebut menyentuh level tertinggi sejak 1 Oktober pada hari Rabu di US$ 6.710 per ton di tengah ekspektasi peningkatan pertumbuhan dan permintaan yang kuat.

"Pada dasarnya tidak ada ikan paus di Asia yang akan membelinya kembali ke tingkat yang seharusnya pada dasarnya, sehingga hanya naik kembali selama jam London," kata seorang pedagang logam yang berbasis di Singapura, menambahkan bahwa tembaga harus berada di atas US$ 6.700 hingga US$ 6.800 per ton.

Baca Juga: Tambang emas eks Freeport bakal diserahkan ke Antam, begini pendapat IMA dan Perhapi

Pasar China akan dibuka kembali pada hari Jumat setelah ditutup untuk hari libur umum pada tanggal 1 hingga 8 Oktober. "Harga akan tersentak lagi jika ada pemogokan di Chili," tambah sang pedagang.

Harga tembaga baru-baru ini didukung oleh kekhawatiran atas potensi serangan di Chili, produsen logam terbesar di dunia.

Di sisi lain, harga aluminium LME naik 0,3% menjadi US$ 1.788,50 per ton, nikel turun 0,1% menjadi US$ 14.585 per ton, seng naik 0,5% menjadi US$ 2.368,50 per ton, dan timah turun 0,4% menjadi US$ 1.796 per ton.

Sedangkan, indeks saham Asia naik ke level tertinggi satu bulan, karena harapan baru untuk lebih banyak stimulus AS membantu memulihkan kepercayaan investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×