Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi hingga 21,79%.
Kinerja IHSG menjadi yang terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah The Philippine Stock Exchange (PSEi Index) Filipina (-23,23%) dan The Strait Times Index (STI) Singapura (-22,68%).
Direktur Equity dan Business Development Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya membeberkan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi gerak IHSG di kuartal keempat ini.
Pada bulan Oktober, pelaku pasar masih cenderung wait and see terhadap sejumlah rilis data ekonomi, seperti data seperti penjualan ritel (retail sales), cadangan devisa, neraca perdagangan (trade balance), hingga keputusan mengenai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat.
Baca Juga: Saham-saham ini banyak diburu asing di tengah penurunan IHSG, simak penjelasan analis
Sementara itu, Bernadus menilai November akan menjadi bulan yang penuh tantangan tersendiri bagi pasar saham di seluruh belahan dunia. Pasalnya, Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, akan menggelar pemilihan umum 2020 yang cenderung memanas.
Kilas balik pada tahun 2016, saat Donald Trump mengalahkan pesaingnya, Hillary Clinton, seluruh bursa di dunia termasuk Indonesia ikut terperosok karena Investor yang cenderung tidak menyukai ketidakpastian.
“Apalagi jika ada perubahan kepemimpinan dari Trump ke Joe Biden. Tentu hal ini yang perlu diperhatikan oleh investor,” ujar Bernadus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/10).
Hingga akhir tahun 2020, dengan adanya sentimen tersebut dan tentunya dengan adanya window dressing yang biasa terjadi di akhir tahun, Bernadus menargetkan IHSG akan mencapai level 5.350.
Baca Juga: BI: Minggu pertama Oktober 2020, aliran modal asing yang masuk Rp 1,03 triliun
Estimasi ini dengan menimbang asumsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sudah kembali dibuka sehingga secara makroekonomi, kuartal keempat akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal ketiga 2020.
Saat ini, investor dapat mulai melakukan aktivitas akumulasi bertahap terutama di saham sektor- sektor penggerak IHSG, yaitu saham perbankan. Investor bisa melakukan ini saat IHSG bergerak mendekati support 4.875 dan juga 4.800.
Meski demikian, Bernadus menegaskan money management harus dijaga sehingga investor masih memiliki uang tunai (cash) jika dalam hal ini IHSG tembus ke level 4.750 hingga mencapai titik 4.490.
Selanjutnya: Terkoreksi 7,03% di bulan September, begini prospek IHSG pada Oktober 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News