Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Keuangan Morgan Stanley baru saja mengupgrade status saham Tanah Air menjadi equalweight dari sebelumnya underweight. Kondisi tersebut, sekaligus menjadikan posisi pasar modal Indonesia berada di atas Selandia Baru.
Menurut catatan yang ditulis ahli riset Morgan Stanley Pankaj Mataney, naiknya status menjadi equalweight karena Indonesia saat ini dipandang sebagai salah satu pasar termurah. "Kekhawatiran tentang konsumsi Indonesia dan pertumbuhan pendapatan yang lambat, tampaknya bisa dimaklumi," menurut catatan tersebut.
Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menilai, valuasi pasar Indonesia saat ini masih sekitar fair value. Artinya, valuasi pasar tidak murah, namun tidak juga mahal.
Dia pun sejalan dengan pandangan Morgan Stanley terkait kondisi perekonomian, maupun pasar modal Tanah Air. Bahkan, ke depan IHSG diproyeksi masih bullish hingga Juli-Agustus.
"Upgrade juga didukung oleh nilai tukar rupiah yang stabil belakangan ini, dan kembali berada di bawah Rp 14.000 per dolar AS," ungkap Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (5/6).
Dengan kondisi saat ini, Valbury menganjurkan investor hanya masuk ke perdagangan yang sifatnya short term atau jangka pendek saja. Ini lantaran, setelah rebound pasar keuangan saat ini, ke depan akan ada potensi koreksi yang lebih dalam. "Saya bullish terhadap IHSG setidaknya hingga Juli-Agustus, di level support 6.000 dan resistance antara 6.200 dan 6.300," jelasnya.
Di sisi lain, aliran dana asing ke depan diperkirakan baru akan meningkat signifikan setelah pemilihan presiden tahun depan. Meskipun ada peluang di Juli-Agustus masih naik, namun selanjutnya cenderung akan tertekan.
Namun, Nico optimistis bahwa aliran dana asing yang keluar tidak lagi marak ke depannya. "Ini karena, sudah banyak yang keluar, jadi tidak akan sederas kemarin," ujarnya.
Hingga akhir tahun, Valbury memperkirakan IHSG bakal berada di level 6.047 hingga 6.155. Adapun sektor yang masih menarik menurut Nico adalah, komoditas, barang konsumsi, infrastruktur, perbankan, properti dan agrikultur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News