Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investors Service masih pasang outlook negatif untuk PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Lembaga itu kembali memangkas peringkat corporate family rating (CFR) PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dari semula B2 menjadi B3.
Pada saat yang sama Moody's juga menurunkan peringkat senior unsecured notes milik PB International B.V. yang jatuh tempo tahun 2022 nanti, dari B2 menjadi B3. PBRX sepenuhnya memiliki PB International. Adapun PBRX dan seluruh anak usaha juga menjadi penjamin atas utang tersebut.
Penurunan peringkat menjadi B3 mencerminkan ketidakpastian yang masih berlanjut terkait dengan pendanaan ulang (refinancing) PBRX terhadap utang yang akan jatuh tempo. "Termasuk seluruh fasilitas revolving credit yang mereka tarik," kata Stephanie Cheong, Moody's Analyst dalam rilis yang diterima oleh Kontan.co.id, Senin (6/7).
Asal tahu, PBRX memiliki utang dalam jumlah besar yang akan jatuh tempo dalam 12-18 bulan ke depan. Dua di antaranya yakni fasilitas revolving credit senilai US$ 138,5 juta yang jatuh tempo Februari 2021 dan senior unsecured notes sebesar US$ 171 juta dengan jatuh tempo Januari 2022.
Meskipun PBRX sedang menegosiasikan pendanaan ulang fasilitas revolving credit, realisasi rencana tersebut juga belum pasti. "Dengan asumsi bahwa nanti PBRX akhirnya melakukan refinancing fasilitas revolving credit sekalipun, risiko refinancing tetap tingi untuk surat utang yang jatuh tempo Januari 2022," tambah Cheong, Moody's Lead Analyst for Pan Brothers.
Sementara likuidtas PBRX sangat kering. Hingga 31 Maret 2020, saldonya hanya US$ 39 juta atau kurang dari pagu revolving credit US$ 138,5 juta. Moody's memprediksi PBRX bakal memiliki kas negatif selama 2020-2021. Artinya,mereka hanya akan bergantung pada pendanaan eksternal untuk mengatasi utang jatuh tempo dalam jangka pendek.
Risiko likuiditas PBRX memang fluktuatif karena tergantung kebutuhan modal kerja secara musiman. Bahkan pada saat kebutuhan modal kerja sebenarnya sedang tidak banyak pada paruh kedua saat ini, tantangan tak terduga mungkin datang. Ada peluang keterlambatan pesanan atau piutang pelanggan yang akhirnya semakin memperketat likuiditas.