Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
Moody’s memperkirakan, dividen dari entitas perusahaan kemungkinan besar akan minimal dalam 2 tahun-3 tahun ke depan. Sehingga, diperkirakan ADRO masih bergantung pada tambang batubara termal di Kalimantan Selatan.
Peringkat Ba1 juga mencerminkan ekspektasi Moody’s bahwa izin usaha pertambangan (IUP) Adaro Indonesia yang berakhir pada Oktober 2022 akan dapat diperpanjang.
Rating ini juga mempertimbangkan risiko ADRO dari negara-negara yang mulai memperhatikan energi hijau dengan mengurangi penggunaan batubara.
Baca Juga: Topang Ekspansi, Adaro Menjajaki Penerbitan Surat Utang
Moody’s juga memberi prospek (outlook) yang stabil kepada ADRO. Status ini mencerminkan ekspektasi Moody’s bahwa ADRO akan menjalankan strategi pertumbuhannya sambil terus mematuhikebijakan keuangan konservatif.
Moody's dapat meningkatkan peringkat utang ADRO jika perusahaan tersebut berhasil meningkatkan profil bisnisnya melalui diversifikasi produk dan geografis sembari berpegang pada kebijakan keuangan yang konservatif.
Di sisi lain, Moody’s juga dapat menurunkan peringkat utang ADRO jika mengalami gangguan operasional atau fundamental sehingga mengurangi pendapatan dan penurunan arus kas. Selain itu, kegagalan ADRO dalam memperpanjang izin usaha pertambangan juga dapat membuat Moody’s menurunkan profil utang ADRO.
Baca Juga: Duh! Ekspor Emiten Batubara Menurun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News