Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) tengah menjajaki pinjaman dari dua bank asing. ISAT berharap menggenggam pinjaman itu kuartal III-2014.
"Secara total nilainya tidak sampai Rp 1 triliun. Pinjamannya masing-masing terpisah," terang Andromeda Tristanto, Investor Relations ISAT, kepada KONTAN. Dia masih enggan menyebut nama bank. Namun dia memastikan, bunga yang diberikan bagus.
Nantinya, dana pinjaman tersebut untuk belanja modal atau capital expenditure (capex). ISAT memang gencar modernisasi jaringan. ISAT menganggarkan 80% belanja modal 2014 untuk ekspansi tersebut. Tahun ini, ISAT menganggarkan capex Rp 8 triliun-Rp 9 triliun.
ISAT memodernisasi jaringan melalui tiga tahap. Pertama di Jawa yakni Jabodetabek, Bandung, Sukabumi, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
Kedua, di luar Jawa seperti di Lampung, Palembang, Padang, Bengkulu, Riau, Balikpapan, Samarinda dan lainnya. Ketiga, ISAT akan kembali membangun jaringan di Jawa. Andromeda bilang, pihaknya akan memodernisasi jaringan di sembilan kota satelit. ISAT baru memulai tahap III di akhir tahun.
Andromeda yakin, modernisasi jaringan bisa menghemat area shelter. Sehingga, biaya listrik berkurang. ISAT menargetkan EBITDA margin di tahun ini di 42%-45% naik dari tahun lalu, di 43,5%.
Kemarin harga ISAT naik 2,43% ke Rp 3.800. Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya memperkirakan, kenaikan harga ISAT karena harga saham yang sudah rendah.
Pasar kemudian mengaitkan kenaikan harga ini karena calon presiden Joko Widodo akan buyback saham ISAT. "Bisa saja ada kaitannya, tapi efeknya paling cuma seminggu," ujar dia.
Namun William menilai, ISAT belum dapat meraih untung di tahun ini karena, rupiah masih loyo. Dia merekomendasikan beli di Rp 4.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News