Reporter: Dina Farisah | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menerbitkan obligasi Rp 500 miliar. Penerbitan instrumen utang bertajuk Penawaran Umum Obligasi II Modernland Realty tahun 2012 ini merupakan bagian rencana pendanaan Modernland Realty dalam rangka pengembangan bisnis, terutama untuk mengembangkan kawasan industri.
Chief Executive Officer MDLN Freddy Chan menjelaskan, penerbitan obligasi ini terdiri atas dua seri. Seri A memiliki jangka waktu tiga tahun dengan tingkat kupon 8,75%-10,75%. Seri B bertenor lima tahun dengan tingkat kupon 9%-11% per tahun.
Obligasi ini mendapatkan peringkat A- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). "Kami akan menerbitkan masing-masing seri obligasi sebesar Rp 250 miliar," jelas Freddy, Jumat (30/11).
MDLN akan menggunakan 60% dana hasil penerbitan obligasi untuk peningkatan penyertaan di entitas anak perusahaan, yaitu PT Prisma Inti Semesta (PIS). PIS akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja, termasuk pembelian tanah dan pembangunan infrastruktur.
Modernland Realty akan memakai 20% dari dana obligasi untuk pinjaman anak perusahaan, yaitu PT The New Asia Industrial Estate. New Asia akan memakai pinjaman ini untuk modal kerja, termasuk pembelian tanah dan pembangunan infrastruktur. Sisa dana penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja MDLN.
MDLN memiliki saham masing-masing 99% dan 99,99% di Prisma Inti Semesta dan New Asia. Saat ini, kedua anak usaha MDLN iini mengelola kawasan industri yang berlokasi di Serang, Banten.
PT Minna Padi Investama Tbk akan menjadi penjamin emisi obligasi ini dan Bank Permata sebagai wali amanat. Presiden Direktur Minna Padi Investama Djoko Joelijanto mengatakan, masa penawaran awal akan berlangsung mulai 30 November hingga 4 Desember. MDLN berharap pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK) bisa meluncur 14 Desember 2012. Rencananya, MDLN akan mencatatkan obligasi ini di Bursa Efek Indonesia pada 26 Desember.
Head of Debt Capital Market Trimegah Securities Herdi Ranuwibowo optimistis, target obligasi Rp 500 miliar akan terserap oleh investor asuransi dan manajer investasi. Tapi, obligasi ini tidak dapat menjangkau dana pensiun karena keterbatasan peringkat. Kendala bagi perbankan adalah adalah batas minimum pemberian kredit (legal lending limited).
MDLN memang menawarkan kupon yang cukup menarik bagi investor. "Tingkat kupon sesuai dengan rating obligasinya," ujar Herdi. Obligasi MDLN ini harus bersaing dengan beberapa obligasi korporasi lain yang juga tengah dalam penawaran.
Menurut Herdi, prospek obligasi properti masih cukup bagus sehingga minat investor juga masih besar. Namun, ia belum memiliki gambaran berapa besar potensi kelebihan permintaannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News