kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Modal kuat, PTPP bidik kontrak baru Rp 49 triliun


Selasa, 09 Januari 2018 / 21:06 WIB
Modal kuat, PTPP bidik kontrak baru Rp 49 triliun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi keuangan PT PP Tbk (PTPP) yang solid membuat perusahaan ini bisa menjaring kontrak baru di 2017 dengan lancar. Perusahaan pelat merah ini membukukan kontrak baru senilai Rp 37,4 triliun per November 2017, tumbuh 27,6% secara year on year (yoy).

Calvin Anthrasal, analis Henan Putihrai Sekuritas memandang optimistis, PTPP bisa mencapai target perolehan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun di sepanjang 2017.

Kemampuan PTPP mencapai target tersebut didukung pendanaan kuat dengan cashflow tinggi dan utang yang masih rendah. "Sampai sekarang PTPP merupakan emiten yang paling stabil di antara emiten konstruksi lain," kata Calvin, Selasa (9/1).

Keunggulan PTPP tersebut membuat proyek yang dikerjakan bisa selesai tepat waktu sehingga pembayaran lancar dan sesuai dengan target perusahaan.

Tahun ini, perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp 49,1 triliun. Calvin memprediksi target tersebut sangat mungkin dicapai. Sentimen pendukungnya yaitu fokus pemerintah membangun infrastruktur guna mendorong produktifitas. Menurut Calvin, dengan meningkatnya pembangunan tersebut, otomatis PTPP lebih diuntungkan karena PTPP merupakah salah satu BUMN yang diandalkan dalam membuat konstruksi bangunan tersebut.

"Pemerintah menargetkan akan membangun 1.200 kilometer jalan tol, PTPP akan dapat ambil bagian dalam membagun proyek jalan tol ini. Ini peluang bagi PTPP dalam meningkatkan kontak, makanya target hampir Rp 50 triliun bukan hal yang tidak mungkin tercapai," kata Calvin.

Ditambah, Calvin menjabarkan pilihan sumber pendanaan PTPP cukup beragam. "Sumber pendaan PTPP kuat, dia punya kas kuat terakhir di level Rp 7 triliun pada kuartal III 2017," paparnya.

Sumber pendanaan lain yang dimiliki PTPP berasal dari IPO anak usaha PT Pembangunan Perumahan Energi, PT PP Infrastruktur, dan PT PP Urban yang direncakana pada tahun ini. Selain itu, PTPP juga berencana menambah kas dengan menerbitkan prepetual bond pada triwulan I 2018.

Dengan modal yang solid, Michael Ramba Analis BCA Sekuritas mengatakan, PTPP mampu membiayai lebih banyak proyek. Berdasarkan riset Michael, 18 Desember 2017, beberapa proyek yang bisa mendorong perolehan kontrak baru bagi PTPP di 2018 adalah proyek pelabuhan Pelindo I dan II, terminal khusus Kuala Tanjung, Sumatera Utara, proyek bandara di Maluku Utara dan NTB, dan proyek perumahan murah di Jawa Barat.

Kuatnya pendanaan PTPP membuat perusahaan ini mendapat rating A+ dari Pefindo. Dengan tingkat utang yang rendah PTPP juga masih memiliki ruang pinjaman yang besar. "Banyaknya dana yang dimiliki maka PTPP bisa lebih agresif untuk menarik kontrak baru," kata Calvin.

Hanya saja, tantangan yang kini PTPP hadapi di 2018 adalah bagaimana PTPP menyelesaikan proyek yang dipegang. Menurut Calvin, bila ada proyek yang terhambat penyelesaiannya maka bisa membuat revenue recognition berkurang.

"Kami berharap PTPP tetap berhati-hati ke depannya dalam mendapat pendanaan karena perusahaan mengindikasikan akan mengurnagi proyek turn key," kata Michael dalam riset.

Menurut Akhmad Nurcahyadi, analis Samuel Sekuritas dalam riset 5 Januari 2018, tidak adanya jenis kontrak turn key akan meminimalisir risiko arus kas di kuartal ke depan.

Namun, Calvin menilai, pengurangan proyek turn key bisa membuat berkurangnya pilihan kontrak yang hendak diambil PTPP. "Dari segi risiko jadi lebih aman, tetapi biasanya proyek bernilai besar berasal dari proyek turn key," katanya.

Calvin memproyeksikan laba bersih PTPP tahun ini mencapai Rp 2,3 triliun dan pendapatan Rp 20 triliun. Ia merekomendasikan buy dengan target harga Rp 4.500 per saham.

Senada, Akhmad merekomendasikan buy di target harga Rp 4.150 per saham. Sementara, Michael merekomendasikan buy di target harga Rp 4.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×