kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Modal kerja TMAS negatif, bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan?


Jumat, 24 April 2020 / 13:57 WIB
Modal kerja TMAS negatif, bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan?
ILUSTRASI. Kapal peti kemas atau petikemas milik PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) atau Temas Line. Foto Dok TMAS


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam laporan keuangan 2019, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk  (TMAS) membukukan modal kerja negatif. Tercatat kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan minus Rp 232,17 miliar.

Marthalia Vigita, Sektetaris PT Temas Tbk mengatakan, pengaruh modal kerja negatif tersebut tidak terlalu signifikan terhadap kegiatan operasional TMAS. Sebab, sambungnya, kas yang dihasilkan dari penerimaan pelanggan dapat mencukupi untuk membayar beban operasional perusahaan ini.

Baca Juga: Volume muatan Temas (TMAS) turun 20% akibat pandemi virus corona

Selain itu, TMAS juga memiliki utang jangka pendek sejumlah Rp 982,05 miliar pada tahun ini. Untuk melihat kemampuanTMAS ini dalam membayar utang jatuh tempo, salah satunya bisa dilihat dari current ratio yakni dengan membagi aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.

Nah, jumlah aset lancar TMAS berdasarkan laporan keuangan 2019 sebesar Rp Rp 518,94 miliar, sehingga current ratio TMAS sebesar 53%. Marthalia menjelaskan, ini berdampak terhadap pemenuhan kewajiban TMAS yang akan jatuh tempo kurang dari setahun.

Baca Juga: Laba Bersih TMAS Naik 169,69% Berkat Kenaikan Pendapatan dan Laba Selisih Kurs

Lebih lanjut, ia mengatakan ada sejumlah pinjaman yang akan jatuh tempo dalam setahun ini dari beberapa kreditur.
Adapun daftar krediturnya sebagai berikut:

1. PT Bank Centra Asia Tbk sebesar Rp 78,199,135,835
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk Rp 50,581,666,683
3. Mitsui Leasing Capital Indonesia Rp 1,429,094,780
4. Services Co.,Ltd sebesar US$ 1,211,105
5. JA Mitsui Leasing Ltd JPY 359,186,393
6. PT Orix Indonesia Finance Rp 17.380,411,021
7. PT Maybank Indonesia Finance Rp 8,515,891,164
8. PT Mitra Pinasthika Mustika Finance Rp 740,219,123
9. PT Bumiputera BOT Finance Rp 1,189,809,983
10. Seacube Container LLC., Singapura US$ 4,832,415
11. Seaco Global Ltd US$ 1,053,581

Marthalia bilang, sumber pendanaan pembayaran pinjaman akan menggunakan dana dari kegiatan usaha. Perusahaan ini juga terus berupaya untuk meningkatkan likuiditas.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan likuiditas yaitu dengan mereview pemberian Term of Payment (TOP) kepada pelanggan, saat ini pelanggan mendapat fasilitas TOP untuk pelanggan rutin dalam melakukan pengiriman barang melalui jasa perseroan ini.

Baca Juga: Kinerja mantap, Temas (TMAS) cetak kenaikan laba bersih hingga 169% di 2019

“Sedangkan untuk customer non rutin akan dikenakan pembayaran cash untuk menghindari tagihan macet. Selain itu Perseroan juga mengajukan permohonan TOP kepada beberapa supplier major yang mendukung kegiatan operasional perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (23/4).

Selanjutnya, sekarang ini TMAS juga tengah pengembangan bisnis dengan membuka rute-rute baru yang saat ini belum dilayani.

Kemudian, TMAS pun membuka pelabuhan dengan bekerja sama dengan Pelindo guna mempercepat kegiatan bongkar muat di daerah. “Dapat juga dilakukan kerjasama opersional (KSO) dengan beberapa pelayaran lainnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×