kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mobile-8 Gandeng Smart untuk Meningkatkan Efisiensi


Rabu, 03 Maret 2010 / 09:40 WIB
Mobile-8 Gandeng Smart untuk Meningkatkan Efisiensi


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah Grup Sinarmas membeli saham PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN), kerjasama di antara kedua perusahaan itu semakin solid. Hari ini, perusahaan operator telekomunikasi pemilik merek dagang FREN ini bersama anak usaha Sinarmas, PT Smart Telecom, berencana menyatukan merek produknya. Produk anyar itu bernama Smartfren.

Kedua operator telekomunikasi berbasis CDMA tersebut melakukan langkah tersebut untuk meningkatkan efisiensi. "Jadi, setiap gerai bisa diefisienkan dengan menjual produk dua perusahaan," jelas Chris Taufik, Sekretaris Perusahaan FREN, kepada KONTAN, kemarin (2/3).

Dia belum bisa menjelaskan teknis kerjasama tersebut secara lebih detail. Alasannya, kesepakatan kerjasama itu ditangani oleh pihak Smart.

Namun, saat dikonfirmasi, Presiden Direktur Smart Sutikno Widjaja juga enggan memberi penjelasan. "Besok saja (hari ini), kami akan jelaskan semuanya," tukas dia.

Analis Bahana Securities Harry Su menilai, kerjasama ini bisa saja merupakan langkah awal Grup Sinarmas untuk menambah kepemilikan sahamnya di FREN. "Itu bisa terjadi," imbuhnya.

Selain itu, aksi korporasi semacam ini memang diperlukan. Pasalnya, persaingan di bisnis telekomunikasi semakin ketat. Apalagi kalau rencana penggabungan dua operator CDMA besar lainnya, yaitu Flexi dan Esia, terealisasi. "Persaingannya akan semakin berat dan posisi FREN kian terdesak," kata Harry.

Sekedar informasi, Flexi adalah merek dagang milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Sedangkan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) adalah pemilik Esia.

Menurut Harry, Smart dan FREN bisa melakukan efisiensi usaha dengan cara menggunakan aset berupa menara pemancar dan kantor atau gerai secara bersama-sama. Hal ini akan menguntungkan kedua perusahaan itu.

Namun, Chris mengaku belum mengetahui rencana penambahan saham FREN oleh Smart melalui anak perusahaannya, PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera. "Sepertinya tidak ada penambahan saham," ujarnya.

Sekedar mengingatkan, saat ini Gerbang Mas mempunyai 3% saham FREN. Beberapa waktu lalu, pihak Sinarmas pernah menyebutkan akan melihat kemungkinan untuk menambah saham FREN.

Sebagai tambahan informasi, FREN baru saja menerbitkan surat utang commercial paper bulan lalu. Nilainya mencapai Rp 125 miliar dan mungkin bertambah hingga maksimal Rp 200 miliar.

Surat utang itu akan jatuh tempo 30 November nanti. Bunganya cukup tinggi, yakni 16% per tahun. Duit pinjaman itu akan dialokasikan untuk modal kerja tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×