Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) masih tersandera rugi kurs. Tahun lalu penyedia saluran televisi berbayar (pay TV) ini membukukan rugi bersih Rp 154,73 miliar.
Walau belum untung, namun jumlah kerugian ini menipis dibandingkan 2013 yang sebesar Rp 486 miliar. Pendapatan MSKY tahun lalu tumbuh 9% year on year menjadi Rp 3,28 triliun.
Secara umum, MSKY mulai bisa mengurangi beban penjualan dan beban keuangan. Begitupula dengan rugi kurs yang menyusut signifikan dari Rp 635,9 miliar menjadi Rp 168,4 miliar. Pada tahun lalu laba kotor (EBITDA) MSKY mencapai Rp 1,21 triliun, naik 4% dari Rp 1,26 triliun. Sementara itu EBITDA marjin tercatat 38%. Penurunan EBITDA marjin disebabkan meningkatnya biaya konten akibat terdepresiasinya rupiah terhadap USD.
Pendapatan MSKY masih tumbuh lantaran ada kenaikan jumlah pelanggan. Per Desember 2014, total pelanggan MSKY mencapai 2,53 juta atau naik 10% dari tahun 2013 yang sebesar 2,3 juta. Secara keseluruhan, jumlah penambahan bersih pelanggan rata-rata sebesar 20.000 pelanggan per bulan, dengan tingkat churn rate rerata 1,36% per bulan.
Direktur Utama MSKY, Rudy Tanoesoedibjo mengatakan, tahun lalu perseroan berhasil meningkatkan pangsa pasar hingga 75%. Ini karena beberapa pesaing mengalami penurunan pelanggan. "Kami mengalami perlambatan pertumbuhan. Tetapi kami akan menjaga strategi dengan fokus pada pelanggan," ujarnya, Rabu (1/4).
Tahun ini pendapatan MSKY ditargetkan tumbuh 15% dibandingkan tahun lalu. Sementara EBITDA marjin diharapkan meningkat 40%. "Kami punya keunggulan kompetitif, yakni rendahnya biaya pelanggan pada konten provider," imbuhnya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan pelanggan MSKY secara tahunan mencapai 20% atau lebih. Namun pada tahun lalu, jumlah pelanggan hanya tumbuh 10%. Perlambatan ini karena ada beberapa one-off event yang tidak bisa diulang dalam tahun-tahun mendatang.
Misalnya saja pada bulan Juni lalu, Piala Dunia mempengaruhi keseluruhan pertumbuhan operasional karena beberapa pelanggan memilih kompetitor yang menawarkan tayangan piala dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News