Reporter: Anna Suci Perwitasari, KONTAN | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Setelah melepas kepemilikan saham di Matahari Department Store, PT Multipolar Tbk (MLPL) mencari mesin pencetak uang baru. MLPL segera membuka gerai Robbinz Department Store di China.
"Kami mungkin akan membuka lebih dari dua cabang di tahun depan," ujar Direktur MLPL, Harijono Suwarno, akhir pekan lalu. Saat ini, Robbinz memiliki tiga lokasi usaha di China.
Untuk memuluskan perluasan bisnis Robbinz, manajemen MLPL menganggarkan belanja modal Rp 1 triliun. Seluruh kebutuhan dana akan dipenuhi dari kas internal. Per akhir September 2010, nilai kas dan setara kas MLPL mencapai Rp 2,08 triliun.
MLPL tampaknya akan fokus menggarap pasar ritel di China. Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk lebih dari dua miliar orang, potensi pertumbuhan bisnis ritel di Negeri Tembok Raksasa memang cerah.
Apalagi, Multipolar belum bisa membawa masuk Robbinz ke Indonesia dalam tempo cepat. Sebab, sebelumnya ada sebuah perjanjian antara MLPL dan pembeli Matahari. Isinya antara lain menyebutkan bahwa MLPL tidak boleh membuka department store dalam jangka waktu tertentu setelah menjual kepemilikan di Matahari.
Segmentasi Robbinz memang mirip dengan Matahari yang menyasar kelas menengah. Selain pasar China, menurut Harjono, perusahaannya juga sempat melirik pasar ritel India. Hanya saja, "Kami belum punya pengalaman di sana," tutur dia.
Hingga akhir kuartal III-2010, Multipolar mencatatkan pendapatan senilai Rp 6,95 triliun, atau menyusut 35,73% dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,82 triliun.
Namun laba bersih MLPL tumbuh 2,386% year-on-year menjadi Rp 2,81 triliun. Penyumbang laba bersih itu adalah penjualan Matahari Department Store yang mencapai Rp 5,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News