kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

MLBI tebar dividen Rp 466 per saham


Selasa, 18 April 2017 / 16:00 WIB
MLBI tebar dividen Rp 466 per saham


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Perusahaan industri minuman dalam kemasan, PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) membagikan dividen Rp 466 per saham. Dengan rincian dividen final periode 2016 sebesar Rp 371 per saham dan dividen interim sebesar Rp 95 per saham. Total pembayaran dividen ini sebesar Rp 982 miliar. Hal itu berdasar keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar Selasa (18/4) di Jakarta.

Michael Chin Kean Huat, Direktur Utama PT Multi Bintang Indonesia Tbk menyatakan MLBI meningkatkan kinerja setelah sebelumnya sempat terkena dampak kebijakan pemerintah. Yakni terkait dengan adanya pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket. "Kinerja didorong oleh pertumbuhan di daerah wisata dan juga pada segmen bar dan restauran," terang Michael dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (18/4).

Pada 2016, MLBI sempat meluncurkan beberapa produk minuman non alkohol dan minuman rendah alkohol. Di antaranya seperti Bintang Radler 0,0%, Bintang Maxx 0,0%, Dua Varian Green Sands yaitu Lime and Lychee, dan Lime and Grape. Selain itu juga meluncurkan Fayrouz dan Strongbow.

Varian produk baru tersebut turut mendongkrak kinerja emiten ini. Tahun 2016, pendapatan dari minuman non alkohol menyumbang sekitar 12% dari total pendapatan emiten. Padahal tahun 2015, menyumbang kurang dari 10% dari total pendapatan.

Bambang Britono, Direktur Hubungan Korporasi MLBI menyatakan pihaknya akan menyesuaikan peluncuran produk-produk baru berikutnya sesuai dengan kebutuhan pelanggan. "Kebutuhan konsumen berbeda-beda, kami akan ikuti lifestyle juga," terang Bambang, di Jakarta, Selasa (18/4).

Dia menyatakan, pertumbuhan bisnis MLBI bergantung juga dari kebijakan pemerintah. Selain kebijakan pelarangan minuman beralkohol di minimarket, rupanya kebijakan bebas visa juga memberikan stimulus bagi penjualan MLBI. "Selama mendukung tourism, maka bisa berkembang. Peluang dibukanya bebas visa itu sangat membantu sekali," imbuhnya.

Meski ada pertumbuhan tersebut, sayangnya pihak manajemen belum bisa membocorkan berapa target pendapatan MLBI di tahun 2017. Termasuk berapa persentase pertumbuhan untuk tahun ini. "Kalau melihat trennya, dari inovasi dua tahun berjalan, akan tumbuh lebih cepat karena volume base masih kecil maka pertumbuhannya akan besar," ujarnya.

Bambang menyatakan, saat ini MLBI memiliki tiga pabrik. Satu pabrik berada di Tangerang dengan produksi minuman alkohol. Lalu, dua pabrik di Sampang Agung, Mojokerto dengan produksi minuman alkohol dan non alkohol.

Dalam laporan keuangan MLBI, tahun lalu emiten ini membukukan penjualan Rp 3,26 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 21,02% dari penjualan tahun 2015 yang sebesar Rp 2,69 triliun. Sementara laba bersih MLBI pada 2016 tercatat Rp 981,82 miliar. Naik 94,51% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015 yang tercatat Rp 496,71 miliar.

Tahun 2016, penjualan minuman alkohol masih mendominasi dengan penjualan sebesar Rp 2,87 triliun. Sementara untuk minuman non-alkohol berkontribusi Rp 383,32 miliar. Dengan dominasi penjualan masih di pasar lokal. Saat ini, market cap MLBI sebesar Rp 25,07 triliun. Pemegang saham mayoritas masih dipegang oleh Heineken International B.V dengan persentase 81,78%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×