kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mirae Asset Sekuritas: IHSG hingga akhir tahun akan capai level 6.479


Selasa, 03 Juli 2018 / 23:38 WIB
Mirae Asset Sekuritas: IHSG hingga akhir tahun akan capai level 6.479
ILUSTRASI. Papan Elektronik Pergerakan Harga Saham di BEI


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam di akhir perdagangan, Selasa (3/7). Mengutip RTI, indeks turun 1,96% atau 112,833 poin ke level 5.633,933.

Tercatat 343 saham memerah, dan hanya 65 saham yang menghijau. Sisanya 95 saham stagnan. Indeks memerah karena investor mengantisipasi penerapan tarif impor ala Amerika Serikat atas produk dari China yang mulai berlaku 6 Juli nanti.

Kendati begitu, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Taye Shim memprediksikan IHSG hingga akhir tahun bisa menggapai level 6.479. Proyeksi tersebut telah direvisi dari target sebelumnya 6.795 karena kondisi pasar yang terus terkoreksi.

Taye mengatakan, turbulensi yang terjadi pasar saham saat ini akibat dari faktor eksternal, yakni kemungkinan perang dagang dan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga beberapa kali di tahun ini. "Tidak ada hal yang bisa dilakukan Indonesia untuk menghindari faktor itu," kata Taye di Equity Tower, Jakarta, Selasa (3/7).

Dia menjelaskan kondisi pasar saham yang saat ini underperformance disebabkan aksi asing yang terus melakukan aksi jual. Meski demikian, Indonesia bukan menjadi satu-satunya pasar yang mengalami koreksi.

Kinerja MSCI Emerging Market, secara year to date hingga 25 Juni lalu sudah terkoreksi 7,5%, sementara IHSG sudah terkoreksi hingga 7,8%. Pasar saham China dan Filipina justru memiliki performa yang lebih buruk dari pasar saham Indonesia. Indeks pasar saham di dua negara itu masing-masing sudah turun 13,5% dan 18,4% di periode yang sama.

Dia menyarakan agar investor fokus pada perusahaan-perusahaan yang memonopoli suatu industri tertentu. Selain itu, pelaku pasar juga jangan hanya fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar tetapi juga ke saham-saham dengan mid to small cap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×