Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam di akhir perdagangan, Selasa (3/7). Mengutip RTI, indeks turun 1,96% atau 112,833 poin ke level 5.633,933.
Tercatat 343 saham memerah, dan hanya 65 saham yang menghijau. Sisanya 95 saham stagnan. Indeks memerah karena investor mengantisipasi penerapan tarif impor ala Amerika Serikat atas produk dari China yang mulai berlaku 6 Juli nanti.
Kendati begitu, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Taye Shim memprediksikan IHSG hingga akhir tahun bisa menggapai level 6.479. Proyeksi tersebut telah direvisi dari target sebelumnya 6.795 karena kondisi pasar yang terus terkoreksi.
Taye mengatakan, turbulensi yang terjadi pasar saham saat ini akibat dari faktor eksternal, yakni kemungkinan perang dagang dan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga beberapa kali di tahun ini. "Tidak ada hal yang bisa dilakukan Indonesia untuk menghindari faktor itu," kata Taye di Equity Tower, Jakarta, Selasa (3/7).
Dia menjelaskan kondisi pasar saham yang saat ini underperformance disebabkan aksi asing yang terus melakukan aksi jual. Meski demikian, Indonesia bukan menjadi satu-satunya pasar yang mengalami koreksi.
Kinerja MSCI Emerging Market, secara year to date hingga 25 Juni lalu sudah terkoreksi 7,5%, sementara IHSG sudah terkoreksi hingga 7,8%. Pasar saham China dan Filipina justru memiliki performa yang lebih buruk dari pasar saham Indonesia. Indeks pasar saham di dua negara itu masing-masing sudah turun 13,5% dan 18,4% di periode yang sama.
Dia menyarakan agar investor fokus pada perusahaan-perusahaan yang memonopoli suatu industri tertentu. Selain itu, pelaku pasar juga jangan hanya fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar tetapi juga ke saham-saham dengan mid to small cap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News