Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat, pemerintah memutuskan untuk perlahan menggerakkan kembali aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Contohnya, pemerintah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sejak awal Juni 2020 dan menggaungkan penerapan new normal.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat, pembukaan kembali ekonomi dapat menjadi katalis positif bagi sektor barang konsumsi, sebab masyarakat akan kembali bekerja dan menghasilkan pendapatan. Mengingat, pekerja dengan penghasilan atau upah harian terkena dampak negatif selama penerapan PSBB.
Mempertimbangkan hal tersebut, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengestimasi, aktivitas ekonomi akan kembali normal (dengan protokol new normal) pada kuartal III-2020. Berdasarkan perhitungan Mirae, pertumbuhan konsumsi Indonesia akan turun 1,5% year on year (yoy) pada kuartal II-2020 tapi naik 1% yoy pada kuartal III-2020.
Baca Juga: Perbankan, konsumsi dan telko diprediksi punya peluang bagus di semester II-2020
"Dampak negatif PSBB akan lebih terlihat di kuartal II-2020 (versus kuartal I-2020), tetapi kami percaya bahwa investor telah memperhitungkan potensi kelesuan pertumbuhan di kuartal kedua. Secara keseluruhan, kami yakin bahwa yang terburuk sudah ada di belakang kita," ungkap Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin dalam risetnya tanggal 24 Juni 2020.
Terlebih lagi, stimulus pemerintah diyakini dapat mendukung ekonomi dan memitigasi dampak negatif dari pandemi Covid-19. Di samping itu, stabilnya harga komoditas dan penguatan rupiah juga akan mendukung profitabilitas perusahaan barang konsumsi pada semester II-2020.
Mirae Asset Sekuritas mencatat kenaikan harga komoditas, seperti gandum dan minyak sawit sejak kuartal IV-2019 hingga awal tahun 2020. "Namun, harga kembali turun pada kuartal kedua tahun ini. Akan tetapi, kami memperkirakan harga tersebut tetap stabil sampai akhir tahun dengan volatilitas yang lebih rendah," kata Mimi.
Baca Juga: Core menilai tingkat konsumsi yang rendah disebabkan oleh penurunan pendapatan
Ia juga menilai, emiten barang konsumsi yang berada di bawah ruang ruang lingkup Mirae Asset Sekuritas memperlihatkan kinerja yang resilient. Sebut saja PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Menurut Mimi, kinerja triwulan kedua emiten-emiten tersebut memang akan lebih buruk dari kuartal pertama. Akan tetapi, keempat perusahaan ini akan mengejar ketertinggalan pada semester 2-2020 sehingga bakal tetap membukukan kenaikan laba bersih pada akhir tahun, yaitu ICBP ;+5,4% yoy, INDF +5,2% yoy, KLBF +5,7% yoy, dan UNVR +5,3%.
Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan posisi overweight untuk sektor barang konsumsi. "Kami percaya bahwa saham defensif akan tetap menjadi investasi yang baik di tengah meningkatnya volatilitas di pasar," tutur Mimi.
Dia merekomendasikan buy ICBP dengan target harga Rp 11.900 per saham dan INDF Rp 8.600, serta trading buy KLBF dengan target harga Rp 1.650 per saham dan UNVR Rp 9.300. Per Kamis (24/5), harga ICBP berada di level Rp 8.975 per saham, INDF Rp 6.375, KLBF Rp 1.455, dan UNVR Rp 7.900 per saham.
Baca Juga: Paling defensif, saham makanan dan minuman ini masih menarik untuk dilirik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News