Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi overweight di sektor pertambangan logam. Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap meyakini, permintaan logam nikel masih menjanjikan di masa depan.
Setidaknya ada tiga faktor yang membuat permintaan nikel masih kuat. Pertama, soildnya pemintaan di sektor baja nirkarat. Kedua, lambatnya pemulihan produksi nikel pada tahun 2021. Ketiga, potensi permintaan yang tinggi dari sektor kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Di sektor ini, Mirae Asset memilih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai pilihan utama (top picks). Juan berekspektasi adanya potensi pertumbuhan di segmen bijih nikel, karena naiknya permintaan domestik. Selain itu, ada potensi tambahan pendapatan dari proyek smelter Halmahera.
ANTM juga memiliki lebih banyak eksposur pada proyek Indonesia Battery Company (IBC).
Baca Juga: Siap-siap window dressing, pantau harga saham ini, ada BBRI, ASII, ICBP
Juan mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.200. Rekomendasi ini dengan menimbang margin yang lebih tinggi pada segmen emas terkait dengan penjualan domestik yang lebih tinggi, adanya proyek potensial di IBC, serta prospek positif industri nikel pada 2021.
Juan memperkirakan pendapatan segmen feronikel ANTM akan meningkat 18,3% secara year-on-year (YoY) pada 2022. Peningkatan ini didorong oleh naiknya harga jual rerata atau average selling price (ASP) sebesar 6,6% YoY dan dikombinasikan dengan naiknya volume penjualan sebesar 11,9% YoY.
Di segmen bijih nikel, Juan memperkirakan volume penjualan bijih nikel ANTM akan meningkat 19,0% YoY pada tahun depan. Proyeksi ini didorong oleh permintaan yang lebih tinggi dari smelter domestik.
“Sementara pada segmen emas, kami berekspektasi volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 5% YoY di 2022,” tulis Juan dalam riset, Senin (29/11).
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Unilever Indonesia (UNVR) dari Mirae Asset Sekuritas
Juan masih memperkirakan harga nikel akan tetap pada level yang tinggi seiring rendahnya persediaan nikel global. Oleh karena itu, Juan memperkirakan asumsi harga rata-rata nikel pada 2022 akan meningkat menjadi US$ 19.581 per ton dari proyeksi pada 2021 di level US$ 18.300 per ton.
Permintaan nikel masih menjanjikan di masa depan mengingat adanya permintaan yang kuat di sektor baja antikarat, perkembangan industri nikel di Indonesia; dan potensi permintaan yang besar dari sektor kendaraan listrik.