Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Beberapa perusahaan tambang batubara yang berencana melakukan hilirisasi tersebut antara lain adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Catatan Mirae Asset, PTBA akan mengintegrasikan bisnis hilirnya menjadi sebuah pabrik gasifikasi melalui usaha patungan (joint venture) dengan Pertamina.
Menurut Direktorat Jenderal Batubara dan Mineral (Ditjen Minerba), umur cadangan batubara Indonesia mencapai 62 tahun, dengan produksi batubara sebesar 625,0 juta ton per tahun. “Oleh karena itu, kami optimis Indonesia dapat mengembangkan sektor hilir batubara karena cadangannya yang melimpah,” tulis Andy dalam riset, Senin (30/11).
Baca Juga: Pemerintah jajaki kerjasama perdagangan batubara ke sejumlah negara Asia
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight di sektor pertambangan batubara seiring asumsi harga batubara global pada 2021-2022 yang tidak berubah. Sementara itu, Mirae Asset mengubah top pick mereka di sektor batubara, dari semula PT Adaro Energy Tbk (ADRO) PT dan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi PTBA.
Hal ini karena PTBA dinilai akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan royalti nol persen seiring rencana bisnis hilirisasi batubaranya.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli saham PTBA dengan target harga Rp 3.050, beli saham ADRO dengan target harga Rp 1.765, dan beli saham ITMG dengan target harga Rp 16.900. Risiko dari rekomendasi ini adalah melemahnya harga batubara global dan perubahan regulasi.
Selanjutnya: Harga batubara dalam tren kenaikan, mungkinkah saham BUMI kembali ke level gocap?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News