Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kurang mumpuni sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Walau berhasil mencetak kenaikan pendapatan, laba bersih Gudang Garam justru turun hingga periode kuartal III-2021.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya mengatakan, GGRM membukukan pendapatan sebesar Rp 31,4 triliun di kuartal III-2021. Jumlah ini tumbuh 2,1% secara kuartalan (QoQ) dan 5,9% secara tahunan (YoY).
Secara kumulatif selama sembilan bulan ini, pendapatan Gudang Garam sebesar Rp 92 triliun, tumbuh 10,4% YoY. Dia bilang, realisasi masih sejalan lantaran mencapai 76% dari perkiraannya dan 73% dari perkiraan konsensus.
"Menurut kami, pertumbuhan pendapatan GGRM terutama didukung oleh peningkatan volume penjualan Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF) serta peningkatan rata-rata harga jual (ASP) merek non-flagship," tulis Christine dalam riset yang dikutip Kontan.co.id, Jumat (29/10).
Baca Juga: Laba bersih turun, begini rekomendasi saham Gudang Garam (GGRM)
Perusahaan membukukan laba kotor Rp 3,8 triliun di kuartal III-2021, turun 10,8% YoY karena belum melewati kenaikan cukai 2020. Marjin laba kotor turun menjadi 12,2% dibandingkan kuartal III-2020 sebesar 14,5%.
Meskipun demikian, perusahaan mampu membukukan marjin laba kotor yang lebih tinggi secara kuartalan yang tumbuh sebesar 3,7% karena peningkatan ASP yang signifikan di kuartal III-2021.
Alhasil, Gudang Garam membukukan laba bersih di kuartal III-2021 sebesar Rp 1,8 triliun atau melesat 223,4% QoQ, tetapi turun 0,1% YoY. Secara kumulatif hingga September 2021, laba bersih GGRM sebesar Rp 4,1 triliun, turun 26,8% YoY.
Christine menilai laba bersih sejalan dengan pencapaian run-rate 80% dari estimasi tahun ini. Namun, capaian itu di bawah ekspektasi konsensus karena hanya mencapai run-rate 67% terhadap estimasi 2021.
"Kami pikir pertumbuhan laba bersih GGRM secara kuartalan terutama didukung oleh ekspansi margin di kuartal tersebut serta efisiensi biaya operasional," sebutnya.
Adapun, opex perusahaan turun 18,8% QoQ dan 19,9% YoY. Hasilnya, GGRM mampu membukukan marjin laba usaha sebesar 7,2% di kuartal ketiga tahun ini dibandingkan 2,2% di kuartal II-2021.
Untuk saat ini, Mirae Asset mempertahankan perkiraan dan rekomendasi hold saham GGRM dengan target harga di Rp 33.000 per saham.
"Dengan kenaikan cukai yang signifikan untuk produk SKM tahun ini, kami yakin margin keseluruhan akan tetap dalam tren menurun karena perusahaan juga belum sepenuhnya melewati kenaikan cukai 2020," tutup Christine.
Selanjutnya: Askrindo beri asuransi kecelakaan dengan pertanggungan Rp 12,5 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News