kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Minyak tertekan, sentuh level terendah 3 pekan


Rabu, 16 Agustus 2017 / 07:02 WIB
Minyak tertekan, sentuh level terendah 3 pekan


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Meski berhasil mengurangi tekanan pada transaksi awal, namun, harga minyak dunia masih berada di zona merah pada akhir transaksi Selasa (15/8).

Mengutip data CNBC, harga minyak jenis West Texas Intermediate ditutup dengan penurunan 4 sen menjadi US$ 47,55 per barel. Ini merupakan level terendah dalam tiga pekan terakhir setelah anjlok 2,5% di awal sesi. Pada transaksi kemarin, level terendah harga minyak berada di posisi US$ 47,02 per barel.

Sedangkan harga minyak jenis Brent naik 16 sen menjadi US$ 50,89 per barel pada pukul 14.20 waktu New York, setelah sebelumnya menyentuh level terendah tiga pekan di level US$ 50,02.

Menurut John Kilduff, partner Again Capital LLC, jika harga minyak WTI anjlok di bawah US$ 47 per barel dan harga minyak Brent menembus level di bawah US$ 50 per barel, maka harga minyak bisa menguji level terendah Juni.

"Kita berada di jurang aksi jual besar-besaran," jelasnya.

Sekadar informasi, baik minyak Brent dan WTI sempat mencapai level tertinggi dalam dua bulan pada awal Agustus lalu. Namun sejak saat itu, harganya tertekan secara gradual dalam beberapa hari terakhir.

Perusahaan penyulingan minyak China yang beroperasi pada Juli berada di level harian terendah sejak September. Penurunannya bahkan lebih dalam dari prediksi. Kondisi ini memicu kecemasan akan permintaan minyak China dan level cadangan minyak domestik mereka.

"Pelaku pasar mengamati dengan ketat keseimbangan market minyak. Kita telah melihat dalam beberapa pekan terakhir bahwa terjadi peningkatan permintaan minyak, dan sekarang giliran sebaliknya," papar Kilduff.

Di sisi lain, menurut analis, sejumlah sumplai minyak dari negara pengekspor, termasuk anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan AS, juga mendorong investor melakukan aksi sell long pada posisi Juli selama periode kenaikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×