kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak tergelincir proyeksi ekonomi dunia


Kamis, 05 Juli 2012 / 06:36 WIB
ILUSTRASI. Tak hanya berisikan kolam renang dan permainan air biasa, Jembar Waterpark punya banyak patung dinosaurus. Dok: Instagram?Jembar Waterpark


Reporter: Harry Febrian | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah menyentuh level tertingginya di bulan ini, minyak tergelincir. Spekulasi yang kini mendominasi pasar komoditas adalah harga minyak sudah terlalu tinggi untuk situasi ekonomi dunia yang lesu.

Kontrak pengiriman minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk Agustus 2012, Rabu (4/7) pukul 16:25 WIB, senilai US$ 87,30 per barel. Angka itu lebih rendah 0,41% dari harga penutupan hari terdahulu. Jika dihitung sejak awal tahun, minyak WTI telah terpangkas 12%.

Di London, harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus 2012, turun 0,7%, menjadi US$ 100 per barel.
Pemain di pasar komoditas, kini, menilai situasi ekonomi dunia lebih relevan daripada ketegangan politik di Timur Tengah, dalam menentukan harga minyak. Pelambatan pertumbuhan ekonomi di China, krisis utang di Eropa, serta ekonomi Amerika Serikat yang lesu, dipercaya akan menekan pertumbuhan permintaan minyak.

"Pasar sekarang ini, sebenarnya, kebanjiran suplai minyak," kata Victor Shum, Managing Director dari IHS Energy Group seperti dikutip Bloomberg. Societe Generale SA, bisa disebut sebagai institusi keuangan yang sudah memangkas proyeksi harga minyak mentahnya.

Victor yakin, jumlah mereka yang memangkas proyeksi harga akan bertambah. "Rally minyak hanya jangka pendek. Dalam waktu dekat, kita melihat harga akan bergerak turun," ujar dia.

Ketegangan antara Iran dengan AS dan sekutunya, yang mulai mencair, bisa menggelincirkan minyak lebih rendah lagi. Iran akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari AS, China, Jerman, Prancis, Rusia dan Inggris, di Istanbul, untuk mencari solusi diplomatik. Ini merupakan pertemuan kedua yang membahas sanksi atas program nuklir Iran.

Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures, dan Iwan Cahyo, analis Nine Star Futures, juga meramalkan harga emas cenderung melemah. "Perkembangan politik terus berubah. Jadi potensi penurunan besar," kata Ariana. Dia memprediksi, harga minyak dalam waktu dekat akan disetir hasil pertemuan dari Bank of England, Bank Sentral Eropa, serta data ekonomi terbaru AS.

Iwan menambahkan, pelemahan akan mengecilkan margin negara produsen. "Jika harga di kisaran US$ 80 per barel, keuntungan tidak besar," kata Iwan. Untuk mengerek harga, bukan tak mungkin negara produsen mengumumkan penurunan produksi.

Prediksi Iwan, minyak pekan ini bergerak di rentang US$ 86,80 hingga US$ 88,20 per barel. Proyeksi Ariana, minyak akan menguji support terdekat di US$85,26 sampai US$83,14 per barel. Sedang resistance berkisar US$89,12 hingga US$90,96 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×