kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.206   64,80   0,91%
  • KOMPAS100 1.107   11,94   1,09%
  • LQ45 879   12,35   1,43%
  • ISSI 221   0,71   0,32%
  • IDX30 449   6,58   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,75   1,08%
  • IDX80 127   1,49   1,19%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Minyak Stagnan, Pemangkasan Pasokan OPEC+ Tak Mampu Mengerek Harga


Senin, 11 Maret 2024 / 15:23 WIB
Minyak Stagnan, Pemangkasan Pasokan OPEC+ Tak Mampu Mengerek Harga
ILUSTRASI. Harga minyak bergerak tipis di awal pekan ini di tengah kekhawatiran perlambatan permintaan di Tiongkok.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bergerak tipis di awal pekan ini di tengah kekhawatiran perlambatan permintaan di Tiongkok. Sementara risiko geopolitik yang masih ada di Timur Tengah dan Rusia membatasi penurunan harga.

Senin (11/3) pukul 15.17 WIB, harga minyak WTI kontrak April 2024 di NYMEX turun tipis 0,05% ke US$ 77,98 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Mei 2024 di ICE Futures naik tipis 0,09% ke US$ 82,15 per barel.

Kedua harga minyak acuan tersebut turun minggu lalu, dengan Brent turun 1,8% dan WTI turun 2,5%. Tekanan harga minyak disebabkan oleh data bearish China yang menunjukkan melemahnya permintaan di negara importir minyak terbesar dunia. 

“Kekhawatiran atas lemahnya permintaan di Tiongkok melebihi perpanjangan pengurangan pasokan oleh OPEC+,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, unit Nissan Securities kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa tanda-tanda beragam dari data pekerjaan Amerika Serikat (AS) memicu beberapa pedagang untuk menyesuaikan posisi.

“Namun, penurunan harga akan dibatasi oleh meningkatnya risiko geopolitik, dengan kemungkinan tidak tercapainya gencatan senjata dalam perang Hamas-Israel dan konflik dapat meluas di Rusia dan negara-negara tetangganya,” imbuh Kikukawa.

Baca Juga: Saudi Aramco Incar Lebih Banyak Investasi di China

Data minggu lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada bulan Februari. Tetapi kenaikan tingkat pengangguran dan moderasi kenaikan upah AS membuat rencana penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Juni tetap diantisipasi.

Tiongkok pekan lalu menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 sekitar 5%. Para analis menyebut, target ini ambisius tanpa lebih banyak stimulus.

Impor minyak mentah Tiongkok meningkat dalam dua bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Tetapi impor tersebut lebih lemah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, menurut data yang dirilis pada hari Kamis.

Di sisi pasokan, OPEC+ pada awal bulan ini sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga kuartal kedua.

“Dengan OPEC+ memperpanjang perjanjian pengurangan produksi sukarela hingga akhir kuartal kedua, hal ini dapat memperketat pasar karena permintaan pulih dari jeda musiman,” tulis analis di ANZ Research dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Senin (11/3) Pagi, Investor Menanti Data Ekonomi AS

Di Timur Tengah, Ketua Hamas Ismail Haniyeh menyalahkan Israel pada hari Minggu karena menunda perundingan gencatan senjata dan menolak permintaan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza, namun mengatakan kelompok itu masih mencari solusi yang dinegosiasikan.

"Ketegangan juga meningkat di Rusia dan negara-negara tetangganya, meningkatkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan konflik di luar Ukraina," kata Kikukawa.

Presiden Moldova pada hari Kamis menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Prancis. Dia mengatakan, Rusia memperbarui upaya untuk mengacaukan negaranya dan jika tidak dihentikan di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin akan terus melanjutkan upaya ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×