Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
SINGAPURA. Minyak berhasil naik untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir setelah jumlah rig aktif Amerika Serikat (AS) menurun, berpotensi mengurangi pasokan, Senin (28/3).
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik sebanyak 58 sen ke level US$ 40,04 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di level US$ 39,96 pada pukul 02:31 siang waktu Singapura.
Total volume perdagangan lebih dari dua kali rata-rata 100-hari. Harga minyak WTI turun 33 sen untuk menetap di level $ 39,46 per barel pada hari Kamis.
Minyak jenis Brent untuk pengiriman Mei menguat sebanyak 56 sen atau 1,4 %, ke level US$ 41 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Harga minyak jenis Brent melemah 1,8 % selama pekan lalu.
Sebelumnya, Baker Hughes Inc melaporkan rig AS turun 15 menjadi 372. Data AS pekan lalu menunjukkan persediaan minyak naik lebih dari tiga kali apa yang diperkirakan, sedangkan impor minyak meningkat ke level tertinggi sejak Juni 2013. Perdagangan ditutup pada hari Jumat untuk liburan memperingati Jumat Agung.
Minyak telah naik kembali dari level 12-tahun terendah pada awal tahun ini terkait spekulasi atas surplus global karena penurunan output AS dan produsen utama termasuk Arab Saudi dan Rusia mengusulkan untuk membekukan output mereka. Iran dan Libya adalah satu-satunya dari dua anggota OPEC yang belum berjanji untuk menghadiri pembicaraan produksinya pada bulan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News