kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak berusaha rebound, dibayangi naiknya stok AS dan lonjakan kasus corona


Kamis, 29 Oktober 2020 / 07:19 WIB
Harga minyak berusaha rebound, dibayangi naiknya stok AS dan lonjakan kasus corona
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak. REUTERS/Nick Oxford/File Photo


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak berusaha rebound pada awal perdagangan Kamis (29/10). Pukul 07.07 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2020 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 37,74 per barel, naik 0,93% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 37,39 per barel.

Meski begitu, harga minyak masih tertekan dan mendekati posisi terendah dalam satu bulan karena peningkatan stok minyak mentah AS dan peningkatan jumlah kasus baru virus corona yang mendorong langkah penguncian di Eropa.

Mengutip Bloomberg, Kamis (29/10), Energy Information Administration (EIA) melaporkan persediaan minyak AS naik 4,32 juta barel pada pekan lalu, terbesar sejak Juli. Namun data juga menunjukkan penurunan stok bensin secara tak terduga, sementara permintaan solar mencapai level tertinggi sejak Maret.

Harga minyak juga tertekan akibat Prancis dan Jerman yang memberlakukan kembali pembatasan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona. Hal ini membuat permintaan minyak bakal kembali meredup dan prospek rebound ekonomi kembali suram.

Baca Juga: Stok minyak AS melonjak, harga minyak acuan anjlok 2% di tengah hari ini

Sementara itu, para trader mengatakan, harga minyak mentah juga terpukul oleh memudarnya prospek kesepakatan stimulus AS dan peningkatan produksi minyak dari Libya.

Mengutip Reuters, produksi minyak Libya diperkirakan akan rebound menjadi 1 juta barel per hari dalam beberapa pekan mendatang.

Kepala cabang perdagangan Saudi Aramco mengatakan OPEC +, harus menghadapi banyak masalah permintaan sebelum meningkatkan pasokan seperti yang diharapkan pada Januari 2021.

"Antara Amerika Serikat dan Libya, produksi naik hampir 2 juta barel per hari dalam beberapa minggu terakhir," kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York, seperti dikutip Reuters.

Ia mencatat jika OPEC + berpandangan bahwa produsen AS hanya akan meningkat produksi, kemudian OPEC + mungkin "melepaskan 2 juta barel pada Januari dan membiarkan keripik jatuh di mana mereka mungkin ... kemungkinan besar minyak mentah turun drastis."

Selanjutnya: Harga minyak koreksi hampir 2% terseret lonjakan stok minyak AS pada pagi ini (28/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×