Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah turun lebih dari 1% pada perdagangan hari ini. Sentimen negatif yang menyeret harga minyak datang dari lonjakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan melonjaknya kasus Covid-19 yang akhirnya meningkatkan kekhawatiran kelebihan pasokan dan permintaan bahan bakar yang lemah.
Rabu (28/10) pukul 08.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2020 turun 61 sen atau 1,5% menjadi US$ 40,59 per barel. Padahal di sesi sebelumnya, Brent loncat 1,9%.
Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2020 juga melemah 66 sen atau 1,7% ke level US$ 38,91 per barel. Pada penutupan perdagangan Selasa (27/10), WTI menguat 2,6%.
Baca Juga: Harga emas spot ditutup perkasa ke US$ 1.907,99 per ons troi pada Selasa (27/10)
Katalis negatif yang akhirnya menyeret harga emas hitam ini datang setelah data American Petroleum Institute (API) menunjukkan, stok minyak mentah dan bensin AS naik di pekan lalu. Asal tahu saja, persediaan minyak mentah naik 4,6 juta barel menjadi sekitar 495,2 juta barel, ini bertentangan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang melihat pengurangan 1,2 juta barel.
"Peningkatan stok minyak mentah AS yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong penjualan baru sementara kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Badai Zeta telah surut," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.
Sebelumnya, harga minyak memang mendapat sentimen positif setelah sejumlah perusahaan energi dan pelabuhan di sepanjang Pantai Teluk AS bersiap jelang Badai Zeta. Ini menjadi badai ke-11 di tahun ini yang memasuki Teluk Meksiko.
"Meningkatnya kasus Covid-19 dengan kurangnya paket bantuan fiskal virus corona di AS juga mengganggu selera risiko investor," jelas Kikukawa. Dia pun memprediksi bahwa sentimen suram akan membuat harga minyak terus dalam tekanan selama beberapa hari mendatang.
Infeksi virus corona di Negeri Paman Sam kembali melonjak, dengan hampir setengah juta orang tertular virus corona dalam tujuh hari terakhir. Sejumlah negara di Eropa pun bersiap untuk memberlakukan pembatasan baru untuk mengendalikan kasus virus corona.
Baca Juga: Dow Jones dan S&P 500 tergelincir kinerja keuangan dan pesimisme stimulus AS
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengakui pada hari Selasa bahwa kesepakatan bantuan ekonomi virus corona kemungkinan baru dapat disepakati setelah pemilihan umum pada 3 November. Ini terjadi setelah Gedung Putih tidak dapat menjembatani perbedaan dengan sesama anggota Partai Republik di Senat AS serta Demokrat di Kongres.
Menambah tekanan bagi harga emas adalah produksi Libya yang akan pulih menjadi 1 juta barel per hari dalam beberapa minggu mendatang. Ini mempersulit upaya anggota OPEC dan sekutu lainnya untuk membatasi produksi.
Selanjutnya: Harga minyak ditutup menguat 2% setelah peringatan badai tropis baru di AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News