Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Harga minyak dunia tergerus dalam pada transaksi perdagangan semalam, Rabu (8/3). Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, tadi malam, harga minyak West Texas Intermediate ditutup dengan penurunan 5,4% atau turun US$ 2,86 menjadi US$ 50,28 per barel.
Kondisi ini menjadikan kemarin sebagai hari terburuk bagi minyak dalam 13 bulan terakhir. Pasalnya, harga minyak anjlok ke posisi terendah sejak 15 Desember lalu.
Hal serupa juga dialami minyak Brent yang turun US$ 2,89 atau 5,2% menjadi US$ 53,03 per barel pada pukul 14.35 waktu New York. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga minyak Brent melorot ke posisi terendah sejak 8 Desember lalu.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga minyak tertekan. Salah satunya adalah data yang dirilis Departemen Energi AS yang menunjukkan terjadinya kenaikan cadangan minyak domestik yang lebih besar dari prediksi.
Melonjaknya jumlah cadangan minyak memicu kecemasan bahwa suplai minyak berlebih di pasar global akan terus berlanjut kendati OPEC dan sejumlah negara produsen minyak lainnya sudah memangkas produksi.
Sekadar informasi, data Energy Information Administration menunjukkan, cadangan minyak AS naik sebesar 8,2 juta barel pada pekan lalu. Jauh lebih besar dari prediksi pelaku pasar sebesar 2 jura barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News