Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana campuran di bulan Februari 2023 tercatat minus. Berdasarkan data infovesta, return reksadana campuran sebesar -0,12% secara bulanan pada Februari 2023.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, dalam sepekan terakhir, reksadana campuran bahkan turun sebesar -0,28%.
“Sentimen negatif disebabkan pernyataan pejabat The Fed yang membuka potensi kenaikan Fed Rate hingga ke atas level 5,4%, serta rilis data inflasi Indonesia yang kembali memanas,” ujar Arjun kepada Kontan.co.id, Senin (6/3).
Arjun melihat, reksadana campuran tak terlalu mendapat minat para investor di tahun 2023. Menurut dia, reksadana pasar uang dan pendapatan tetap akan lebih menarik untuk para investor di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
“Investor tahun ini akan lebih memilih investasi kepada safe-haven assets daripada aset berisiko. Terkait tingkat imbal hasil, bergantung pada skill manajer investasi (MI) dan komposisi portfolio masing-masing reksadana,” papar Arjun.
Baca Juga: Reksadana Campuran Minus pada Februari 2023, Cermati Sentimennya
Head of Sales Institutional STAR Asset Management (STAR AM) Kurnia Lestari mengatakan, dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana campuran STAR AM per Februari 2023 naik 34% menjadi Rp 302,8 miliar. Target reksadana campuran STAR AM di tahun 2023 diharapkan naik sebesar 50% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 226,5 miliar.
“Untuk reksadana campuran kami memiliki target imbal hasil berada di kisaran 8%-12% untuk tahun 2023,” papar Kurnia.
Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan, penurunan kinerja reksadana campuran disebabkan oleh pergerakan IHSG yang cenderung sideways dan kenaikan yield obligasi.
“Belakangan ini sentimen dari dalam negeri minim. Lalu, ada lagi kekhawatiran akan potensi terjadinya kenaikan terminal rate dari Fed Fund Rate bertambah besar,” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Senin (6/3).
Baca Juga: Obligasi Domestik Tenor Pendek Bisa Lebih Menarik Usai Yield US Treasury AS Naik
AUM reksadana campuran Panin AM pada Februari 2023 mencapai Rp 2,78 triliun. Angka tersebut turun sedikit dari AUM reksadana campuran Panin AM yang tercatat sebesar Rp 2,79 triliun pada akhir 2022.
“Namun, kami tidak membuat target AUM untuk reksadana campuran di tahun 2023,” ujar Rudiyanto.
Menurut Rudiyanto, potensi reksadana campuran di tahun 2023 masih menarik. Sebab, masih ada potensi kenaikan Fed Funds Rate akan mencapai puncaknya di tahun ini. Selain itu, ada potensi penurunan tingkat inflasi global.
“Kami tidak membuat proyeksi imbal hasil untuk reksadana campuran, tapi menargetkan bisa di atas rata-rata benchmark,” pungkas Rudiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News