kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minim sentimen, rupiah bakal bergerak sideways di awal pekan


Minggu, 02 Februari 2020 / 18:46 WIB
Minim sentimen, rupiah bakal bergerak sideways di awal pekan
ILUSTRASI. Rupiah cenderung bergerak terbatas di awal pekan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi bergerak melemah ketika mengawali pekan ini. Jumat (31/1), rupiah ditutup menguat tipis 0,01% ke level Rp 13.655 per dolar Amerika Serikat (AS). Sehari sebelumnya rupiah berada di level Rp 13.657 per dolar AS.

Kendati menguat, dalam sepekan kemarin, mata uang Garuda ini terpantau melemah 0,53% terhadap dolar AS.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih memproyeksikan, rupiah akan bergerak sideways, dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Senin (3/2). Menurut dia, absennya data ekonomi dalam negeri membuat rupiah akan bergerak pada rentang terbatas.

“Baik seminggu yang lalu dan seminggu ini, tidak banyak data ekonomi dalam negeri yang bisa membuat rupiah bergerak secara signifikan. Jumlah cash inflow pada level tertentu sebenarnya bisa saja memberi penguatan terhadap rupiah,” ujar Lana ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/2).

Namun, Lana menegaskan, saat ini cash inflow cenderung tertahan dan sulit bertambah. Sementara cadangan devisa dinilai Lana juga berada di posisi yang tidak terlalu signifikan terhadap pergerakan rupiah.

“Cadangan devisa memang masih bisa bertambah, sekitar US$ 200 juta, tapi saya rasa ini tidak akan berpengaruh banyak. Cash inflow yang justru bisa membantu penguatan rupiah, tapi sepertinya belum ada indikasi akan bertambah jumlahnya,” tambah Lana.

Sementara itu, analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf bilang, sentimen yang membayangi perdagangan esok masihlah sentimen yang sama seperti pekan ini. Menurutnya virus corona masih akan jadi sentimen utama.

“Selama ketidakpastian belum mereda, ada kemungkinan rupiah akan kembali tertekan. Sementara dari dalam negeri, data PMI manufacturing bisa menjadi sentimen bagi rupiah,” jelas Alwi.

Alwi menilai, saat ini data PMI manufacturing diperkirakan masih kontraksi di 49,5 di Januari. Namun jika ternyata kontraksi melebihi perkiraan, bisa jadi justru akan menambah tekanan ke rupiah.

Untuk perdagangan besok, Alwi memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 13.620 - Rp 13.705 per dolar AS. Sementara Lana memperkirakan rupiah akan berada di rentang terbatas, yakni Rp 13.660 - Rp 13.670 per dolar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×