Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diprediksi menguat pada perdagangan Senin, (28/11). Minim sentimen di awal pekan sehingga mata uang Garuda berpotensi besar dibuka menguat.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana mengatakan pergerakan rupiah hari Senin diperkirakan bakal kembali terapresiasi.
Hal itu menilai tidak adanya sentimen penting yang bisa mempengaruhi arah rupiah seperti rilis data inflasi ataupun data ekonomi, baik dari eksternal ataupun internal.
Rupiah di hari Senin bakal melanjutkan tren di pekan lalu. Sebab, risiko dari indeks Dolar Amerika Serikat (AS) sudah berkurang dan tidak ada pengaruh berarti dari data global.
Baca Juga: Simak Prediksi Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Untuk Jumat (25/11)
"Paling risiko datang dari regional, menyusul wabah covid-19 di China. Tetapi, rupiah nampaknya masih tetap kuat seiring Indeks Dollar AS dalam tren turun. Itu yang lebih mempengaruhi," jelas Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (27/11).
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf sepakat bahwa rupiah berpotensi menguat pada perdagangan esok. Selain minimnya sentimen yang bisa mempengaruhi rupiah, pasar masih dalam euforia dengan ekspektasi bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunga.
"Pasar menduga The Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga di Desember. Ini membuat dolar tertekan," papar Alwi kepada Kontan.co.id, Minggu (27/11).
Baca Juga: Kemarin Menguat Tipis, Intip Prediksi Rupiah Untuk Kamis (24/11)
Dia mencermati bahwa biasanya awal pekan pergerakan rupiah cenderung tipis. Katalis yang bakal menggiring arah rupiah adalah fokus pasar tertuju pada rencana Bank Sentral AS.
Alwi memprediksikan penguatan rupiah akan berada di rentang Rp 15.640 - Rp 15.690 per dollar AS. Sedangkan, Fikri menilai ruang penguatan rupiah berada di area Rp 15.520 - Rp 15.720 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News