Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diperkirakan tetap kokoh di tengah dinamika proyek hilirisasi nikel. Meski LG Energy Solution (LGES) memutuskan hengkang dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) dalam skema Indonesia Grand Package, pemerintah memastikan proyek senilai US$ 9,8 miliar ini tetap jalan.
Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, menilai hilirisasi baterai EV masih menjadi peluang strategis bagi Antam, terutama sebagai pemasok bijih nikel limonit. Terlebih, Antam tetap melanjutkan kerja sama dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL), anak usaha raksasa baterai global, CATL.
“Hilirisasi baterai tetap prospektif bagi Antam meski LG mundur,” ujar Andhika, Kamis (24/4). Ia menambahkan, hilirisasi memberi nilai tambah signifikan yang positif untuk valuasi jangka panjang Antam.
Baca Juga: Profit 37,73% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (24 April 2025)
Didukung kinerja emas yang kuat, Panin Sekuritas juga merevisi naik target harga saham ANTM dari Rp 1.700 ke Rp 2.300. Proyeksi ini dihitung menggunakan metode DCF (30%) dan EV/EBITDA 8,6x untuk 2025. Salah satu pendorong utama: mulai 2025, Antam akan menerima pasokan 30 ton emas dari Freeport tanpa beban premium dan PPh impor—yang disebutnya sebagai game changer.
Direktur Eksekutif Pushep, Bisman Bakhtiar, mengakui keluarnya LG cukup disayangkan, namun bukan ancaman bagi proyek strategis nasional. “Mundurnya investor asing adalah dinamika bisnis, bisa karena perhitungan prospek, iklim investasi, atau faktor lain. Hal yang penting, proyek tetap berjalan karena memiliki prospek besar ke depan,” ujarnya.
Baca Juga: Investor Asing Ramai Memburu Saham ANTM, dari Blackrock Hingga Russell Investments
Ia juga menegaskan, bisnis hilirisasi Antam tetap menjanjikan karena Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia. Kalau hilirisasi berhasil, kata dia, nilai tambahnya sangat tinggi, meski harga nikel sekarang menurun.
Pemerintah sendiri memastikan struktur proyek tetap kuat. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut hanya terjadi perubahan mitra dalam beberapa joint venture (JV), di mana posisi LG digantikan oleh Huayou, mitra asal Tiongkok, bersama BUMN Indonesia.
Selanjutnya: Imbal Hasil US Treasury Tertekan Lagi pada Kamis (24/4) Akibat Tensi Dagang
Menarik Dibaca: Bingung Memilih Pipa uPVC yang Aman untuk Keluarga? Simak Tips dari Vinilon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News