kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minat terhadap Lelang SUN Diyakini Belum Akan Meningkat dalam Waktu Dekat


Selasa, 05 Juli 2022 / 19:50 WIB
Minat terhadap Lelang SUN Diyakini Belum Akan Meningkat dalam Waktu Dekat
ILUSTRASI. Obligasi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih dibayangi kekhawatiran, jumlah penawaran yang masuk pada lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini, Selasa (5/7) kembali turun. Berdasarkan data  Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk pada lelang kali ini hanya sebesar Rp 25,98 triliun.

Padahal, pada lelang SUN sebelumnya (21/6), jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 35,06 triliun.  Pada lelang kali ini, pemerintah memutuskan menyerap sebesar Rp 13,8 triliun atau di bawah target indikatif yang telah ditetapkan yakni sebesar Rp 15 triliun. 

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan mengatakan, saat ini kondisi pasar domestik masih dibayangi kehati-hatian mengantisipasi tingginya tingkat inflasi global dan kemungkinan terjadinya resesi di AS.

Selain itu, kebijakan bank sentral lebih lanjut dalam mengendalikan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi masih menjadi fokus utama investor. 

Baca Juga: Kembali Turun, Hasil Lelang SUN Hari Ini Hanya Capai Rp 15,98 Triliun

“Namun demikian, pelaku pasar merespon dengan baik penurunan target lelang SBN seiring dengan proyeksi realisasi penurunan defisit APBN 2022 dengan mengurangi target penerbitan SBN (Neto) menjadi Rp 961 triliun dari Rp 991 triliun,” kata Deni kepada Kontan.co.id, Selasa (5/7).

Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto juga meyakini kondisi ini membuat pasar cenderung kurang tertarik untuk masuk ke instrumen investasi, termasuk pasar utang. Menurutnya, perlu ada katalis positif seperti kenaikan suku bunga BI7DRR untuk mendorong gairah para investor.

Tapi di satu sisi, di tengah minimnya minat investor, Ramdhan menyebut yield SBN Indonesia masih bisa bergerak stabil di kisaran 7,2-7,3%. Gejolak yield SBN hanya terjadi ketika kenaikan suku bunga acuan The Fed pada Mei dan Juni silam. Menurutnya ini merupakan pertanda baik untuk pasar obligasi domestik.

“Dengan fundamental Indonesia yang cukup baik, dan likuiditas yang masih berlimpah, investor domestik hanya perlu tambahan kepercayaan diri agar lebih berani menempatkan dana di pasar SBN,” imbuhnya.

Namun, ke depan, Ramdhan menyebut ke depan investor masih akan hati-hati. Sementara investor asing belum bisa diharapkan seiring dengan kondisi global yang masih belum menentu.

Baca Juga: Terbitkan Samurai Bond, Cadangan Devisa Juni 2022 Diprediksi Tak Turun Dalam

Oleh karena itu, menurutnya, hasil lelang SUN ke depan masih akan belum naik signifikan dalam waktu dekat. 

Adapun, partisipasi investor asing pada lelang kali hanya sebesar 13,74% dari total penawaran yang masuk atau sebesar Rp 3,57 triliun. Tercatat, investor asing mayoritas masuk ke tenor 5 dan 10 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×