Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum adanya kepastian mengenai rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE/Brexit) dengan kesepakatan atau tidak, masih menjadi perhatian utama pelaku pasar saat ini. Meskipun begitu, pergerakan pasangan kurs GBP/JPY masih memiliki harapan untuk bergerak naik.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (10/9) pukul 14:38 WIB pasangan kurs GBP/JPY tercatat menguat tipis di level 132,41 atau sekitar 0,01%. Sedangkan selama sepekan, harga sudah bergerak naik sekitar 3,19% dari level Senin (2/9) 128,19.
Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, pergerakan poundsterling sedang dipantau oleh pelaku pasar, khususnya terkait perkembangan Brexit. Ini karena meningkatnya ketidakpastian apakah Inggris akan keluar dengan kesepakatan dagang atau tidak dari Benua Biru tersebut.
"Potensi deal Brexit jadi salah satu pemicu penguatan GBP terhadap mata uang lainnya saat ini. Namun, pelaku pasar juga tengah menanti drama lanjutan Brexit," ungkap Deddy kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9).
Sebagaimana diketahui, Perdana Menteri Boris Johnson cenderung mengupayakan Brexit no deal. Hanya saja, anggota parlemen Inggris saat ini masih didominasi oleh anggota-anggota yang mengupayakan Brexit dengan kesepakatan, demi mempermudah akses perdagangan Negeri Ratu Elisabeth ini ke depannya.
Di sisi lain, data ekonomi Inggris masih terpantau baik, di mana angka pertumbuhan atau PDB Inggris di kuartal II-2019 tercatat tumbuh sekitar 0,3% di atas perkiraan pasar memprediksi kenaikan hanya 0,1%.
Kondisi tersebut juga diikuti data manufaktur yang masih positif dan cenderung memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar ke depan.
"Melihat kondisi ekonomi yang positif dan meredanya sentimen Brexit untuk sesaat, membuat pelaku pasar cenderung memilih GBP ketimbang JPY," ungkapnya.
Baca Juga: Sejumlah data yang dirilis hari ini diramal bakal menekan pairing GBP/USD
Meskipun diakui Deddy pergerakan masih cukup baik, namun seiring berkurangnya minat pelaku pasar terhadap aset safe haven, membuat JPY cenderung lesu di hadapan GBP. Meredanya tensi perang dagang antara AS dengan China membuat menjadi alasan safe haven mulai ditinggalkan pelaku pasar.
Apalagi dari data internal Jepang belum ada yang mumpuni menopang penguatan JPY, seiring dengan sikap Bank Sentral Jepang (BOJ) yang masih dalam tren pelonggaran moneter.
Untuk itu, Deddy menekankan dukungan JPY hanya berasal dari sentimen safe haven.
Secara teknikal, pasangan GBP/JPY masih bergerak di atas moving average (MA)50, namun masih di bawah MA100 dan MA200, mengindikasikan harga berpotensi melemah. Untuk indikator RSI berada di area 58, berpotensi menguat.
Selanjutnya, untuk indikator RSI pasangan kurs GBP/JPY bergerak di area 88 atau cenderung overbought dan berpotensi koreksi. Untuk indikator MACD, harga saat ini masih berada di area positif.
Dengan begitu, untuk jangka pendek pasangan GBP/JPY cenderung konsolidasi, di mana pasar masih fokus pada sejauh mana perkembangan Brexit dan sentimen JPY belum memiliki kejutan.
Baca Juga: Tak banyak pengaruh, GBP/JPY masih akan lesu
"Kecenderungan jangka pendek ada potensi menguat, karena minat aset safe haven yang berkurang dan akan berdampak ke penguatan GBP. Rekomendasinya, masih terbuka untuk posisi buy meskipun teknikal cenderung konsolidasi," jelasnya.
Untuk perdagangan Rabu (11/9) pasangan GBP/JPY diperkirakan bakal bergerak pada rentang support 132,35 dan 132,25. Sedangkan untuk level resistance berada di level 132,63 dan 132,80.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News