Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun seri tenor pendek atau di bawah lima tahun lebih banyak diburu investor daripada seri dengan tenor di atas 10 tahun pada lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Namun minat tersebut diproyeksi akan bergeser ke tenor jangka panjang.
Berdasarkan pengataman Kontan.co.id, hal tersebut terjadi dalam setiap lelang SUN dan SBSN sejak awal tahun hingga 26 Februari 2019. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, di awal tahun pelaku pasar cenderung memburu seri tenor pendek karena khawatir dengan dampak memanasnya perang dagang.
Head of Fixed Income Investment PT Ayers Asia Asset Management Ivan H. Likumahua mengatakan, investor memburu seri tenor pendek karena ada kecenderungan di awal tahun terjadi kenaikan suku bunga. Namun, kemungkinan tersebut berangsur mereda.
Ivan pun memproyeksikan dalam lelang SBSN Selasa (5/3) dan ke depannya, pelaku pasar mulai memburu tenor yang lebih panjang.
Di Ayers Asia Asset Management, Ivan mengaku saat ini banyak mengoleksi obligasi dengan tenor lima tahun. Namun, Ivan akan mulai bergeser ke tenor menengah.
Senada, Rudiyanto mengatakan, ke depan seiring dengan rencana The Fed yang masih menahan kenaikan suku bunga acuannya, seharusnya kenaikan harga obligasi akan lebih banyak dirasakan oleh obligasi dengan tenor panjang.
"Sejak awal tahun kenaikan rata-rata harga obliagsi sudah naik 2%, seharusnya kenaikan obligasi tenor panjang bisa lebih dari 2%, sehingga ke depan pelaku pasar mulai akan bergeser ke tenor panjang," kata Rudiyanto.
Rudiyanto memproyeksikan kenaikan suku bunga berpotensi terjadi di akhir tahun atau tahun depan, tetapi muncul adanya ekspektasi penurunan suku bunga sudah cukup memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi terutama seri tenor panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News